Lahir di Falas TTS mengabdi di Kotaraja Kolana

Lahir di Falas TTS mengabdi di Kotaraja Kolana

Kalabahi, infontt.com  Saya lahir di Falas wilayah Amanuban-TTS. Dibesarkan di Kota Kupang karena melanjutkan

Zet Sone

pendidikan menengah hingga perguruan tinggi (D2) di sana. Lama sudah saya tinggalkan kampung kelahiran saya. Memang sering pulang ke kampung, namun tidak sesering mungkin. Demikian Zet Sone, S.Pd.SD membuka percakapan dengan media ini di Kotaraja Kolana (10/12/17).

Sejak tahun 1999 saya ditempatkan di SD GMIT 50 Kolana. Saya telah berada di sini hampir 20 tahun. Ketika saya datang, kondisi jalan tidak seperti sekarang ini, dimana aspal licin karena hot mix. Dulu ketika kami ke kota Kalabahi atau sebaliknya, kami bisa tempuh dengan dua cara: bisa melalui jalur laut atau melalui jalur darat. Kedua cara ini tetap ada resikonya.

Bila melalui jalur laut, maka perjalanan harus ditempuh selama 8 jam. Sementara jalur darat kira-kira hampir sama dengan resiko lebih besar. Mengapa? Jalur darat pada masa itu harus mendaki, mendaki, mendaki; atau sebaliknya menurun, menurun, menurun. Masa itu jalan-jalan di perbukitan (gunung) belum dibelah seperti sekarang ini. Sangat beresiko bila terjadi sesuatu pada kendaraan yang kita tumpangi. Lembah menunggu di bawah untuk menelan kita. Ada pula tebing di bibir pantai yang resikonya adalah bila jatuh ditelan laut.

Tetapi, berkat kesigapan para pengemudi (ketiting di laut dan kendaraan darat/panser) kami masih ada sampai sekarang ini.

Saya mengambil keputusan sementara untuk menetap di Kotaraja Kolana. Entahlah jika suatu hari saya pensiun sebagai PNS Guru dan harus memilih kembali ke Timor. Saya belum sampai ke sana.

Dengan seorang isteri dan dua anak, kami jalani hidup di sini bersama para orang tua, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuda, anak-anak. Mereka adalah sahabat-sahabat dan keluarga saya yang paling dekat di tempat ini.

 

By : Heronimus Bani

Pos terkait