Tiga Puluh Menit Diskusi Bersama Drs. Selvester M. Banfatin, M.Si

Veki Banfatin
Veki Banfatin

Kupang-infontt.com, – Tiga puluh menit waktu yang singkat saya berdiskusi bersama sang calon pemimpin Drs. Selvester M. Banfatin, M.Si, putra timor yang selalu berbagi ilmu, ide serta gagasan ini tak pernah menyembunyikan apa yang ia milki khususnya dalam politik dan juga konsep membangun daerah dengan sistem pendekatan dan juga rasa peduli terhadap sesama.

Bakal Calon Bupati kupang ini mengatakan pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mampu melakukan pendekatan secara terbuka dengan nurani ke masyarakat. Melalu tangan dinginnya akan lahir pemimpin-pemimpin baru yang siap melanjutkan rintisan perjuangannya.

Bacaan Lainnya

Bagi Veki biasa Ia disapa, pemimpin berjiwa sosial yang tinggi, dengan serius membina kader-kader penggantinya dari waktu ke waktu harus benar-benar berkarakter dan terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan Negara terlebih masyarakat.

“Pemimpin akan dikatakan hebat jika ia menyiapkan kader-kader kuat yang siap membangun tanpa mengoorbankan rakyat kecil. Sang calon pemimpin juga harus berjiwa besar. Jiwanya terbuka lapang, seluas langit dan bumi. Jiwanya menerobos batas generasi hingga jauh ke depan. Jiwanya ingin hidup abadi dengan karya gemilang, seiring jasadnya yang kian hari kian melemah,”ujar Veki

Pria yang dikenal dengan ciri khasnya makan siri pinang ini menjelaskan bahwa pemimpin dengan mental kaderisasi yang hebat seharusnya bukan hanya berpikir untuk mencetak seorang pemimpin, akan tetapi ia bertekad untuk melahirkan pemimpin yang lebih hebat dari dirinya sendiri. Hal ini didorong oleh keyakinan bahwa sang pemimpin baru akan menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari apa yang dihadapinya saat ini.

“Namun kesadaran manusia kadang kala menafikan pemimpin berjiwa kaderisasi. Kepentingan jangka pendek seringkali mengubur idealisme dan perjuangan sang pemimpin. Seiring dengan proses kaderisasi, dari tangan sang pemimpin ini bermunculan pemimpin-pemimpin baru.Hal inilah yang harus dicermati secara bijak oleh para pemimpin saat ini terlebih masyarakat yang memilih,”ungkapnya.

Idealnya pemimpin berjiwa besar sangat ingin mewarisi ilmunya tetapi pada saat yang sama sang pemimpin khawatir bahwa kepemimpinannya tidak akan berlangsung lama dengan hadirnya sang pemimpin baru. Post power syndrome akan menjangkiti sang pemimpin, jika keikhlasan tidak mendarah daging dalam jiwanya. Sungguh calon pemimpin seperti ini harus diantisipasi dan dicermati oleh pemilih.

“Pemimpin harus terus mampu menciptakan sawah-sawah baru yang produktif untuk menanam benih kepemimpinan. Nasehat bijak yang selalu diingat; Lemparkan kebaikanmu seperti engkau melemparkan sampah ke aliran air di sungai dan lupakanlah! Ingatlah suatu saat, sampah itu akan mendatangimu kembali,” kata Veki ketika berdiskusi sore bersama simaptisan dan relawan dikediamannya.
(Chris Bani)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *