Strategi Johanes Oematan Dalam Pengembangan Potensi Lokal Daerah di TTS

Kupang-infontt.com,- Tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah peningkatan pendapatan riil per kapita serta adanya unsur keadilan atau pemerataan dalam penghasilan dan kesempatan berusaha. Dengan mengetahui sasaran dan tujuan pembangunan, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh suatu daerah, maka strategi pengembangan potensi yang ada akan lebih terarah dan strategi tersebut akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah yang akan melaksanakan kegiatan usaha didaerah yang bersangkutan. Hal ini disampaikan Bakal Calon (Balon) Wakil Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) dari Paket Dambaan, Johanes Oematan, S.T, M.Si kepada infontt.com, Jumat (17/11/2017) di kediamannya.

Menurut Johanes dalam penerapan strategi pembangunan ekonomi daerah, tentunya peran pemerintah cukup penting dan menonjol, paling tidak ada beberapa peran yang dapat dijalankan oleh pemerintah dalam pembangunan ekonomi daerah, salah satunya sebagai pelopor dan koordinator dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi.

Bacaan Lainnya

Selain itu, pemerintah daerah harus mengkoordinasikan di antara berbagai pihak yang mengusahakan pemanfaatan sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah. Sebagai koordinator pemerintah daerah harus dapat melibatkan dan mengkoordinasikan berbagai dinas terkait, pengusaha swasta, UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) serta masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya ekonomi daerah, hal ini juga harus ada kepekaan dari Pemda sendiri dalam menyiapkan wadah yang diharapkan sebagai tempat berbagai produk kerajinan kreasi masyarakat yang  bertujuan menjembatani produsen dan konsumen.

“Sebagai intrepereneur pemerintah daerah dituntut untuk terlibat secara aktif dan inovatif dalam mendorong aktivitas dan kreatifitas mengembangkan ekonomi kreatif di daerah. Banyaknya potensi sosial budaya di masyarakat TTS merupakan aset yang perlu untuk digali sebesar-besarnya, seperti kegiatan sosial masyarakat dan kesenian tradisional yang unik dari berbagai daerah di So’e, contohnya pacuan kuda, tarian daerah, tenun ikat dan pameran aneka makanan local,”ujar mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten TTS ini.

Sebagai stimulator dan fasilitator, bagi Johanes pemerintah harus dapat merangsang investor untuk masuk ke daerahnya guna pemanfaatan sumber daya di daerahnya dengan memberikan berbagai insentif fiskal, mempermudah proses perijinan,  pembangunan berbagai infrastruktur yang dibutuhkan, serta menjaga kondisi ekonomi makro daerah secara kondusif. Dengan sistem  sistem pelayanan satu pintu yang diberlakukan akan sangat merangsang minat para investor untuk berinvestasi, dan tidak menyulitkan proses perijinan, khususnya di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Figure yang dikenal dengan ketegasannya ini menambahkan bahwa pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama. Pemerintah daerah mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai inisiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.

“Pemerintah daerah dapat memberikan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerahnya ataupun di luar daerahnya kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang akan datang. Dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa dalam era otonomi daerah dewasa ini, kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumber daya ekonomi (baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia). Keterbatasan dalam kepemilikan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkwalitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah,”jelas Johanes.

Pria kelahiran Kapan, 28 Mei 1954 ini juga mempunyai prinsip bahwa sesunggunya manusia itu dalam menjalani proses kehidupan harus ada perubahan dan bergerak maju. Karena itu Ia ingin menjadi pemimpin di kampung halamannya agar dapat menerapkan apa yang menjadi mimpi, cita-cita dan prinsip hidupnya.

“Saya menjadi pemimpin bukan untuk mencari kaya, saya ingin TTS tercinta maju serta kehidupan masyarakat mengalami perubahan menjadi lebih baik. Saya ingin masyarakat TTS menjadi sejahtera, nyaman, berkecukupan baik jasmani maupun rohani. Saya ingin masyarakat TTS hidup mandiri, riligius, berbudaya, dan pembangunan berkelanjutan, dengan harapan bahwa seluruh pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada dan sejalan dengan era globalisasi namun tetap mempertahankan kearifan local yang termuat dalam jati diri budaya daerah masyarakat TTS,” pungkasnya. (Chris Bani)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *