Renungan Minggu|Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan

Ilustrasi

Renunganhariini.com : Renungan Minggu – Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan.

Ilustrasi
Ilustrasi

Shalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, renungan kita saat ini adalah; Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan.

Saudaraku, kalau kita mau menyadari dan menghayati sungguh-sungguh bahwa kita hanya menumpang di dunia ini, maka akan menjadi sia-sia kalau kita mempertahankan segala sesuatu yang pada akhirnya akan hilang lenyap.

Kesadaran ini juga akan mendorong kita untuk memiliki sebuah pola hidup, dimana kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi kita mau hidup untuk berbagi kepada sesama, atau dengan kata lain, hidup untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

Kita harus bisa mengerti dengan benar, apa itu berbagi kepada sesama atau apa itu menjadi berkat bagi banyak orang. Sebab kalau hanya berbagi dalam arti sekedar memberi sebagaian dari apa yang kita miliki, maka sesungguhnya di luar sana ada begitu banyak orang yang tidak percaya kepada Yesus-pun melakukan hal yang sama, bahkan apa yang mereka lakukan jauh lebih besar dari pada apa yang bisa kita lakukan.

Jika demikian apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak percaya tersebut?. Sebagai orang percaya kita di ingatkan oleh firman Tuhan, sekalipun kita bisa memberi apapun yang kita miliki kepada orang lain, namun tanpa kasih, maka semua itu sia-sia. Firman Tuhan katakan di dalam;

1 Korintus 13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Itulah kenapa kekristenan memiliki kebenaran atau filosofi hidup yang luar biasa, dan hal itu tidak bisa dipadankan atau disamakan dengan filosofi dunia atau agama-agama lain yang ada di dunia. Jadi kita harus persoalkan dengan benar, apa landasannya kita melakukan sebuah perbuatan baik.

Orang percaya harus menyadari bahwa landasan di dalam berbuat baik itu adalah “Kasih”. Apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan, sebab Allah itu adalah kasih. Firman Tuhan katakan di dalam;

1 Yohanes 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Kalau kita hidup sebagai orang percaya tetapi tidak bisa menjadi berkat bagi banyak orang, maka hal itu sama dengan kita tidak mengenal Allah. Semua tindakan hidup yang kita lakukan, bila dilakukan di luar perintah Tuhan, maka itu bukanlah kasih.

Sebenarnya disini masalahnya bukan sekedar bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, tetapi persoalannya apa yang kita lakukan itu sesuai dengan yang Allah kehendaki atau tidak.

Kita melakukan sesuatu kepada orang lain, landasannya itu seharusnya adalah karena kita mengasihi Tuhan, sebab kita tahu bahwa Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Jadi kasih kepada Tuhan itu harus ditandai dengan melakukan segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan atau selera-Nya. Dan hal itu sama dengan hidup melakukan kehendak-Nya. Kasih kita kepada Tuhan harus melebihi kasih kepada apapun dan siapa pun yang ada di dunia ini. Firman Tuhan katakan di dalam;

Lukas 14:26 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Kalau kita bisa mengasihi Tuhan dengan cara demikian, maka kita juga akan mengasihi sesama dengan cara yang benar. Melakukan segala sesuatu dengan landasan kasih kepada Tuhan, tidak hanya berdampak pada menyukakan dan menyenangkan hati Bapa di sorga, tetapiRenunganhariini.com : Renungan Minggu – Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan. Shalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, renungan kita saat ini adalah; Semua Yang Kita Punya Milik Tuhan.

Saudaraku, kalau kita mau menyadari dan menghayati sungguh-sungguh bahwa kita hanya menumpang di dunia ini, maka akan menjadi sia-sia kalau kita mempertahankan segala sesuatu yang pada akhirnya akan hilang lenyap.

Kesadaran ini juga akan mendorong kita untuk memiliki sebuah pola hidup, dimana kita tidak lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi kita mau hidup untuk berbagi kepada sesama, atau dengan kata lain, hidup untuk menjadi berkat bagi banyak orang.

Kita harus bisa mengerti dengan benar, apa itu berbagi kepada sesama atau apa itu menjadi berkat bagi banyak orang. Sebab kalau hanya berbagi dalam arti sekedar memberi sebagaian dari apa yang kita miliki, maka sesungguhnya di luar sana ada begitu banyak orang yang tidak percaya kepada Yesus-pun melakukan hal yang sama, bahkan apa yang mereka lakukan jauh lebih besar dari pada apa yang bisa kita lakukan.

Jika demikian apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak percaya tersebut?. Sebagai orang percaya kita di ingatkan oleh firman Tuhan, sekalipun kita bisa memberi apapun yang kita miliki kepada orang lain, namun tanpa kasih, maka semua itu sia-sia. Firman Tuhan katakan di dalam;

1 Korintus 13:3 Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Itulah kenapa kekristenan memiliki kebenaran atau filosofi hidup yang luar biasa, dan hal itu tidak bisa dipadankan atau disamakan dengan filosofi dunia atau agama-agama lain yang ada di dunia. Jadi kita harus persoalkan dengan benar, apa landasannya kita melakukan sebuah perbuatan baik.

Orang percaya harus menyadari bahwa landasan di dalam berbuat baik itu adalah “Kasih”. Apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan, sebab Allah itu adalah kasih. Firman Tuhan katakan di dalam;

1 Yohanes 4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Kalau kita hidup sebagai orang percaya tetapi tidak bisa menjadi berkat bagi banyak orang, maka hal itu sama dengan kita tidak mengenal Allah. Semua tindakan hidup yang kita lakukan, bila dilakukan di luar perintah Tuhan, maka itu bukanlah kasih.

Sebenarnya disini masalahnya bukan sekedar bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, tetapi persoalannya apa yang kita lakukan itu sesuai dengan yang Allah kehendaki atau tidak.

Kita melakukan sesuatu kepada orang lain, landasannya itu seharusnya adalah karena kita mengasihi Tuhan, sebab kita tahu bahwa Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita. Jadi kasih kepada Tuhan itu harus ditandai dengan melakukan segala sesuatu harus sesuai dengan keinginan atau selera-Nya. Dan hal itu sama dengan hidup melakukan kehendak-Nya. Kasih kita kepada Tuhan harus melebihi kasih kepada apapun dan siapa pun yang ada di dunia ini. Firman Tuhan katakan di dalam;

Lukas 14:26 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Kalau kita bisa mengasihi Tuhan dengan cara demikian, maka kita juga akan mengasihi sesama dengan cara yang benar. Melakukan segala sesuatu dengan landasan kasih kepada Tuhan.Amin

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *