Forum Study Feto Mone TTS Dukung Pemprov NTT Kembangkan Kelor

Kupang-InfoNTT.com,- Organisasi Mahasiswa asal Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan di Kupang mendukung penuh program Pemerintah Provinsi NTT kembangkan kelor sebagai salah satu bahan lokal yang mengandung gizi. Hal ini dikatakan Yamin Olla, Ketua Umum Organisasi Mahasiswa asal Mollo-TTS dengan nama Forum Study Feto Mone Timor Tengah Selatan (FSFM-TTS) saat berpidato di depan para Senior, undangan dan seluruh anggota pada perayaan ulang tahun FSFM-TTS yang ke-25 dan reuni alumni, Sabtu (8/12/2018) di Aula Rumah Makan La Namen.

Bacaan Lainnya

Yamin kepada media ini mengatakan FSFM-TTS mendukung penuh langkah Pemerintah Provinsi NTT yang saat ini sedang giat kembangkan kelor. Tanaman kelor perlu dikembangkan karena cocok dengan kondisi geografis di NTT dan mudah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi rumah tangga yang bisa mencegah terjadinya gizi buruk pada bayi balita dan stunting.

“Kegiatan HUT FSFM-TTS yang kita rayakan saat ini, kue ulang tahun juga kita buat dari bahan dan pangan lokal. Ada pisang, ubi jalar dan juga marungga, masyarakat harus promosikan di mana-mana tentang manfaat kelor. Mahasiswa FSFM-TTS akan membantu Pemerintah Provinsi untuk sosialisasikan kelor di Desa-Desa, sebab anggota kita umumnya adalah anak-anak dari Desa yang kuliah di Kupang,”ungkapnya.

Lanjut mahasiswa aktif Fakultas Perikanan Undana Kupang ini peringatan HUT FSFM yang bertemakan “FSFM-TTS Panggil Pulang” ini diawali dengan dialog bersama antara alumni dan anggota tentang FSFM masa lalu, masa kini untuk bersama merumuskan masa depan yang lebih baik. Kegiatan dialog ini dipandu oleh Petrus Tahaob yang juga adalah alumni dari FSFM-TTS.

“Hasil diskusi tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi, salah satu diantaranya adalah FSFM-TTS mendukung penuh Pemerintah Provinsi NTT untuk mengembangkan kelor sebagai salah satu bahan lokal yang memiliki gizi guna mencegah gizi buruk dan stunting,”ujar Yamin.

Pada kesempatan yang sama, Lusianus Tusalakh dalam sambutannya mengatakan, FSFM-TTS mestinya bergening dan bermitra dengan Pemerintah untuk membangun Kampung, Desa dan Daerah. Mahasiswa boleh kritisi kinerja Pemerintah, tapi juga harus menawarkan solusi.

“Kritis itu boleh boleh saja, tapi menyampaikannya harus santun dan memberi solusi lalu dikontrol”, tutur mantan Ketua FSFM-TTS ke-5 asal Desa Nuapin ini.

Laporan:Chris Bani

Pos terkait