Kupang-Infontt.com,-Prof. Dr. Simon Sabon Ola, M.Hum. atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Simon, beliau adalah seorang pria kelahiran Lamawolo-Flotim, 22 Maret 1965 yang saat ini menjabat sebagai Pembantu Rektor III di Universitas Nusa Cendana, beliau meluluskan studi S1 di Jurusan Pend. Bahasa Indonesia Universitas Nusa Cendana Kupang pada tahun 1990. Usaha dan kerja keras selalu beliau tunjukan dan terbukti sejak tahun 1992 sampai dengan tahun 1997 beliau berusaha mengikuti setiap pelatihan-pelatihan professional sehingga dapat menunjang profesi yang saat itu di geluti olehnya.
Termotivasi untuk mencapai karir yang lebih baik maka pada tahun 1997 beliau kembali meraih gelar Magister di Universitas Udayana jurusan Linguistik. Bukanlah sebuah gelar jika tak ditunjukan dengan karya-karya nyata oleh karena itu sejak tahun 1997 beliau sering melakukan penelitian penelitian pada bidangnya, terhitung sejak tahun 1997 sampai tahun 2005 beliau telah melakukan penelitian sebanyak lima kali, salah satu judul yang pernah dibahas dalam penelitiannya pada tahun 1999 adalah “Fonologi Bahasa Lamaholot Dialek Nusa Tadon”. Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk keluarganya bahwa beliau bukalah orang yang lupa akan kampungnya sendiri atau biasanya kata orang “kacang lupa kulit”.
Melakukan setiap pekerjaan dengan tulus, ikhlas, dan pantang menyerah demi mencapai tujuan itulah yang selalu dilakukan oleh pria penyayang ini. Seperti kata pepatah “hasil tak pernah menghianati proses,” itulah yang terjadi, pada tahun 1999 beliau meraih sebuah penghargaan yang diberikan oleh Rektor Universitas Nusa Cendana dalam ajang “Peneliti Muda Berprestasi”.
Sejak tahun 1997 sampai dengan tahun 2005 juga beliau telah menerbitkan 14 Karya Tulis Ilmiah salah satunya adalah ―”Pembentukan Kata dengan Prefiks dan Infiks dalam Bahasa Lamaholot, dalam I Wayan Bawa dan I Wayan Pastika (penyunting), Austronesia: Budaya, Bahasa, dan Sastra” terbitan CV. Bali Media, Cetakan I, hlm. 157-165, ISBN: 979-95407-0-5.
Kita tahu bahwa dunia ini licik dan kejam, hari semakin berubah zaman pun perlahan bergerak menuju yang lebih indah, menuntut para ciptaan agar meraih yang lebih baik dari saat ini, oleh karena itu pada tahun 2005 kembali tergantung sebuah gelar yang sangat istimewa di bahu Bapak Simon yaitu gelar “Doctor” melangkah pelan, santai, namun pasti, Itulah kata yang tepat untuk dapat menggambarkan kisah pria yang satu ini.
Tak terhenti sampai disini, kisahnya kembali berlanjut dengan berbagai karya tulis ilmiah maupun bahan ajar yang terus di terbitkan, salah satunya adalah buku “Sosiolinguistik” (Buku Ajar) terbitan The Dongge Press, Yoyakarta.
Potensi yang dimiliki beliau telah terbukti, dan harus diakui bahwa beliau bukan terkenal di daerahnya sendiri melainkan beliau telah banyak dikenal di Negeri ini khususnya dalam bidang pendidikan, sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 beliau telah membawakan Makalah di berbagai kalangan organisasi maupun kampus.
Berjudul “Bentuk Tuturan Ritual Kelompok Etnik Lamaholot Propinsi Nusa Tenggara Timur, Makalah Simposium Inter-nasional III Bahasa, Sastra, dan Budaya Austronesia” merupakan salah satu materi yang pernah di bawakan oleh beliau di Universitas Udayana pada tanggal 19-21 Agustus.
Sebagai makhluk sosial kita saling membutuhkan dan perlu untuk saling berbagi. Berbagi ilmu dan juga pengetahuan merupakan sebuah hal yang perlu dilakukan kepada mereka yang membutuhkkan agar kita sama-sama mengetahui hal yang awalnya unik tuk dirasakan oleh orang lain.
Inilah kisah inspiratif dari seseorang yang sangat di kagumi oleh penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi kita pembaca nya. (Sandi Lette)