Jakarta-infontt.com,- Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar) sangat menghormati Keputusan Ketua DPD I partai Golkar Provinsi NTT Ibrahim Agustinus Medah untuk meninggalkan partai Golkar dan berpindah ke Partai Hanura.
Hal itu disampaikan Wasekjen DPP Partai Golkar yang Juga Plt Korwil NTT Emanuel Melkiades Laka Lena saat dikomfirmasi media ini melalui telepon selulernya, Jumat (25/8/2017) sore.
Dikatakan Melki, DPP Partai Golkar sangat menghargai pilihan politik dari mantan Ketua DPD I Golkar NTT tersebut untuk bergabung bersama Partai Hanura. Karena bagi Melki, apa yang dilakukan Iban Medah adalah hak warga negara Indonesia, dimana setiap orang bebas berpendapat serta mempunyai hak dalam berpolitik.
“Kami hormati pilihan politik pak Iban Medah dan kami juga sampaikan terima kasih buat kiprahnya untuk partai Golkar selama ini, dan ini juga untuk tujuan yang baik yakni membangun NTT ke arah yang lebih baik,” Ungkap Melki Laka Lena.
Melki berharap agar dengan sikap politik dari l pak Iban Medah yang pindah ke Partai Hanura, tidak akan membuat hubungan antara Iban Medah dan partai Golkar terputus, melainkan silaturahmi yang sudah dibina selama ini akan terus dijaga dengan baik walaupun sudah berbeda partai politik.
Lanjut Melki, untuk menggantikan Posisi Ketua DPD I Partai Golkar NTT yang ditinggalkan oleh Ibrahim Medah, maka kedepannya akan dibahas oleh DPP Partai Golkar dan DPD I Provinsi NTT.
“Sukses buat pak Medah dalam karya dan kiprahnya di Partai Hanura, walaupun bedah bendera politik namun kita tetap bersaudara,” ujar Melki.
Sedangkan Pengamat politik, Sebastian Salang ketika diminta keterangannya melalui telepon seluler, Jumat (25/8/2017) terkait mundurnya Ketua DPD Golkar NTT, Ibrahim Agustinus Medah ke Partai Hanura mengatakan bahwa tentunya dalam berpolitik tujuan vdan ideologi partai bukan untuk berkuasa tetapi kekuasaan untuk melakukan hal demi perubahan yang baik di masyarakat.
“Kalau pak Medah ke Hanura dan jika terakhir tidak mendapatkan pintu menuju NTT satu? Apakah beliau masih akan tetap berada di Hanura atau keluar?,” Ujar Sebastian.
Menurut Sebastian Salang, sangat disayangkan karena dengan keluarnya Iban Medah dari Golkar, maka sebagai tokoh politik Iban Medah tidak bisa memberikan pelajaran politik yang baik terhadap masyarakat terutama generasi muda. (tim)