Seba-infontt.com,- Seolah tak ada habisnya untuk menggali kekayaan tradisi tekstil Indonesia. Salah satu yang kini sedang dipamerkan Museum Tekstil Jakarta, adalah kain tenun Sabu yang berasal dari Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Mungkin banyak dari kita belum terlalu mengenal kebudayaan Sabu Raijua dan seperti apakah kreasi tenunnya, maka penyelenggaraan pameran ini menjadi menarik dan penting dalam memperkenalkan Sabu dan kreasi budayanya .
Pameran dibuka secara perdana pada Senin, 15 agustus 2016 di lapangan Seba. Selain diisi oleh pidato-pidato pembukaan, peresmian pameran juga malam pentas seni dan budaya dan diisi oleh atraksi tari-tarian masyarakat Sabu.
Dalam kostum yang terlihat sederhana, kain-kain yang dikenakan tentu tidak sembarangan karena memiliki makna yang dalam dan proses pengerjaan yang panjang.
Para pengunjung dengan antusias mengagumi hampir seratus helai kain tenun dari Sabu yang dikumpulkan dari Kabupaten Sabu Raijua dan para kolektor lokal maupun asing dipamerkan di stand Dinas Pariwisata Sabu Raijua.
Sebagian besar koleksi merupakan kain tua dan sakral yang ditenun melalui serangkaian upacara adat dan dibuat dengan benang kapas serta pewarna alam.
Menurut penjelasan yang penulis (infontt.com) dengar langsung dari penenun di area stand pameran, bahwa warna dominan pada tenun Sabu adalah biru tua (nila/indigo), merah (akar mengkudu), dan putih (warna alami benang kapas).
Bagi masyarakat Sabu, kain adalah identitas yang dimaknai layaknya tubuh. Tak heran jika Ina Koro, penenun yang didatangkan langsung dari Sabu, menjelaskan bahwa proses menenun itu layaknya melahirkan anak. Ada banyak tahapan proses dan makna. Dahulu, untuk menenun sehelai kain, dilakukan pada waktu tertentu (musim tenun).(Chris Bani)