(Tinjauan Sosio-Ekologis dan Biblis)
Pendahuluan
Frasa “satu hati menuju Gereja yang berakar dan berbuah” ditulis pula dalam Bahasa Amarasi-Kotos: nekaf mese’ ansaof mese’ tjair Pukan Akninu’ teik Fuaf Amasat, merupakan seruan spiritual sekaligus pastoral. Demikian tema yang diusung oleh GMIT Jemaat Pniel Tefneno Koro’oto Klasis Amarasi Selatan pada ibadah hari ulang tahun Jemaat ini yang ke-94.
Tema ini mengandung semangat kesatuan umat dalam membangun Gereja yang kokoh dalam iman (berakar) dan menghasilkan karya nyata (berbuah) di tengah dunia yang terluka secara sosial dan ekologis. Dalam konteks krisis kemanusiaan dan kehancuran lingkungan dewasa ini, gereja dipanggil tidak hanya untuk bertumbuh ke dalam, tetapi juga keluar — menyapa dunia dan alam dengan kasih serta tanggung jawab iman.
I. Dimensi Sosio-Ekologis: Gereja yang Berakar di Bumi dan Berbuah bagi Dunia
1. Berakar dalam Konteks Sosial dan Ekologis
“Berakar” mengandung makna keterikatan Gereja dengan realitas di sekitarnya: tanah/kampung tempat di mana Gereja berdiri, umat yang dilayaninya, dan alam semesta yang menopang kehidupan. Gereja tidak bisa mengambang dalam doktrin, tetapi menginjak dan menjejak di bumi.
Berakar dalam penderitaan umat: menghayati jeritan kaum miskin, buruh, petani, nelayan, dan kaum marjinal.
Berakar dalam kerusakan bumi: menyadari peran Gereja dalam merawat ciptaan Tuhan yang semakin rusak oleh eksploitasi dan keserakahan manusia.
2. Berbuah dalam Aksi Nyata
“Berbuah” berarti menghadirkan hasil yang terlihat dan terasa dari hidup Kristiani: bukan sekadar bicara iman, tapi menghidupi dan memperjuangkannya dalam tindakan sosial-ekologis.
Contoh buah yang diharapkan:
Pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat/jemaat
Gerakan tanam pohon dan pemulihan lingkungan hidup.
Solidaritas lintas agama demi keadilan dan perdamaian.
Gereja yang berbuah adalah gereja yang memulihkan martabat manusia dan bumi.
II. Dimensi Biblis: Iman yang Bertumbuh dan Menghasilkan Buah Roh
1. Berakar dalam Kristus
Paulus menulis:
“Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia…” (Kolose 2:7)
Akar rohani Gereja adalah Kristus — sumber hidup, kasih, dan kebenaran. Gereja yang berakar bukan hanya kuat menghadapi badai zaman, tetapi juga mampu menyalurkan kehidupan bagi dunia.
2. Pohon dan Buah dalam Kitab Suci
Kitab Suci kaya dengan simbol pohon dan buah:
Mazmur 1:3 – Orang benar diumpamakan seperti pohon di tepi air, yang selalu berbuah.
Yesus dalam Yohanes 15:5 – “Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.”
Buah yang dimaksud bukan sekadar hasil kerja manusia, tetapi buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. (Galatia 5:22-23).
Gereja yang berbuah adalah komunitas yang memancarkan buah Roh dalam relasi sosial dan tindakan nyata.
III. Menuju “Satu Hati”: Kesatuan dalam Iman dan Misi
Kesatuan hati adalah fondasi dari pertumbuhan Gereja yang berakar dan berbuah.
Satu hati dalam doa: seperti jemaat mula-mula (Kisah Para Rasul 4:32), hidup dalam kesatuan hati dan jiwa.
Satu hati dalam pelayanan: semua anggota tubuh Kristus berperan, dari imam hingga umat biasa, dari pusat hingga pelosok.
Satu hati dalam misi ekologis dan sosial: menjadikan dunia tempat yang layak bagi manusia dan makhluk lain.
Kesimpulan: Gereja Sebagai Kebun Allah
Gereja bukan bangunan mati, tetapi kebun hidup Allah, tempat benih iman tumbuh dan menghasilkan buah kasih.
Dengan berakar dalam Kristus dan dunia, serta berbuah melalui tindakan kasih dan keadilan, Gereja menjadi saksi yang otentik di tengah tantangan zaman.
Satu hati, satu iman, satu tindakan – menuju Gereja yang hidup, memberi hidup.
Heronimus Bani-Pemulung Aksara