Kupang-InfoNTT.com,- Dugaan siswa siswi SMP Negeri 8 Kota Kupang keracunanan Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 22 Juli 2025 disikapi oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena.
“Kejadian yang menimpa anak-anak Kota di SMP Negeri 8 Kupang masih dalam tahap dugaan. Karena sementara diteliti lebih lanjut. Terkait dengan adanya anak-anak yang masuk rumah sakit setelah makan, dan makanan dalam program MBG, perlu kami sampaikan beberapa hal, dan ini dugaan. Kenapa saya sebut dugaan, karena sementara tim sedang meneliti lebih lanjut,” ujar Melki.
Menurutnya, Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Dinas Kesehatan Kota Kupang bersama dengan Badan POM, tentu Pemerintah Provinsi dan Kota Kupang, sudah menunjuk tim untuk mempelajari secara detail apa yang menjadi sebab akibat dari peristiwa tersebut.
Gubernur NTT menyampaikan bahwa sudah ada pembagian tugas, yang mana Pemerintah Provinsi NTT akan membantu dan mendukung Pemerintah Kota Kupang, dalam hal ini Dinas Kesehatan Provinsi membantu Dinas Kesehatan Kota, untuk melakukan surveilans epidemiologi guna mencari tahu bagaimana sampai anak-anak tersebut mengalami sakit.
“Ini harus dicari tahu secara detail. Apakah dugaan keracunan MBG ini benar? Ataukah ada peristiwa lain. Misalnya benar terjadi, maka kejadiannya dalam konteks seperti apa? Di dapur, ketika dalam perjalanan atau ketika pemberian, dan seterusnya. Ini tentu akan ditindaklanjuti lebih lanjut,” ucap Melki Laka Lena.
Gubernur NTT juga menekankan agar semua menahan diri sambil menunggu tim bekerja. Hal ini masih bersifat dugaan karena masih harus ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan penyebab dari dugaan keracunan ini.
“Surveillance epidemiologi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTT untuk memastikan semua data benar akurat sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Jadi, dugaan-dugaan ini kita tidak bisa pastikan sampai dengan ada pembuktian lebih lanjut setelah dicek oleh otoritas terkait,” ujarnya.
Melki melanjutkan bahwa hasil muntahan dari anak-anak siswa pun akan diteliti lebih lanjut di laboratorium. Semua tim bekerja keras memastikan kebenaran yang sebenarnya.
“Informasi yang kami terima bahwa sebagian besar siswa yang sakit sudah pulang, tinggal kurang lebih 10 orang di rumah sakit. Ada yang dirawat di Rumah Sakit Siloam, Mamami, dan SK Lerik,” ungkapnya.
Gubernur NTT juga memastikan Balai POM sedang melakukan penelitian terkait dengan sisa makanan yang selalu tersedia di dapur untuk memastikan bagaimana dan apa yang terjadi dengan makanan tersebut. Maka dari itu, kejadian yang terjadi masih bersifat dugaan, belum bisa dipastikan sampai dengan penelitian ini dikatakan benar sesuai fakta yang terjadi.
“Saya sudah cek Kepala Badan POM, besok uji kimianya, dan itu sudah bisa diketahui. Nanti disampaikan besok oleh Badan POM, sementara uji mikroskopinya mungkin butuh 7 hari lagi. Mudah-mudahan dengan kimia tadi, kita sudah bisa disampaikan apa yang ada dari makanan tersebut, yang mana setiap hari itu selalu ada makanan yang disisakan untuk bisa diteliti apabila ada kejadian-kejadian yang tidak diduga seperti ini,” jelas Melki.
Gubernur NTT juga meminta semua pihak bekerja ekstra hati-hati, baik penyelenggara makan berisi gratis maupun para guru, orang tua murid dan siswa. Berbagai peristiwa terkait program makan bergizi gratis ini harus selalu dilakukan komunikasi dengan pihak terkait, dalam hal ini dapur, tenaga kesehatan, apabila ada hal-hal yang mungkin terjadi.
“Menjadi fokus pemerintah saat ini, yakni kesehatan dari anak-anak tersebut, yang walauoun sebagian besar sudah pulang, saya berharap agar orang tua juga memperhatikan kondisi kesehatannya. Kita fokus untuk pemulihan kesehatan dulu sambil menunggu hasil penelitian dari otoritas terkait,” pesan Gubernur NTT.
Laporan: Chris Bani