Kalabahi-InfoNTT.com,- Rombongan UBB GMIT mendengar testimoni tentang dampak penerjemahan Alkitab, Rabu (30/10) di Gedung Gereja GMIT Jemaat Lawahing Klasis Teluk Kabola, Kecamatan Kabola Kabupaten Alor.
Testimoni ini disampaikan Ketua Majelis Jemaat Lawahing Pendeta Grace Ludji, S.Th, sekaligus sebagai pembuka pada acara percakapan dengan rombongan UBB GMIT.
Menurutnya, Tuhan Yesus sudah bicara menggunakan bahasa daerah (Bahasa Abolo), jadi Jemaat juga sudah bisa bicara dengan Tuhan menggunakan bahasa daerahnya.
Ia mengatakan, dalam dua tahun terakhir setelah peluncuran Injil Markus hasil terjemahan ke dalam Bahasa Abolo, Jemaat Tuhan di Lawahing nampak mulai rajin beribadah, baik di rumah tangga maupun di gedung gereja.
Diakuinya, Bahasa Abolo susah pada mulanya untuk membacanya, namun kerinduan untuk melancarkan tata ujaran/lafal yang baik menurut gaya berbicara masyarakat Abolo.
“Para Presbiter sudah mulai belajar membaca. Setiap hari Sabtu kami berkumpul untuk ibadah dan latihan membaca, termasuk lagu-lagu,” ungkap Pendeta Grace.
Pendeta Grace berharap dukungan doa semua pihak. Tak lupa juga berpesan agar jangan ragu gunakan bahasa daerah dalam pelayanan dan kehidupan bermasyarakat. Tuhan menyentuh segala suku bangsa, menggerakkan hati bangsa lain untuk turut bersama dalam pergumulan pelestarian bahasa daerah dan pemanfaatannya pada pelayanan di gereja.
“Mari saling menopang agar tugas-tugas UBB GMIT berlangsung secara baik untuk semua tim,” tambah Soleman Tang Penerjemah Abolo. (*Roni Bani)