Penyingkapan Diri Sang Pengada
Kejadian 1:1
Pernahkah terbersit dalam pikiran kita, mengapa Allah yang Maha Kudus itu, mau menyatakan Diri kepada manusia? Mengapa Allah memberi ruang bagi manusia untuk bisa mengenal Dia dengan begitu dalam, mengapa pula Allah mengizinkan kita memanggil-Nya sebagai Bapa dan berkenan menjadikan kita sebagai anak-Nya? Padahal Allah yang suci dan kudus tak dapat menyatu dengan manusia yang berdosa. Pribadi Allah seperti apa yang dapat kita lihat dalam bacaan Kejadian 1:1 ini?
Allah kita, Allah Sang Pencipta, Sang Khalik. Ia adalah Allah yang Maha Tinggi atas segala ciptaan-Nya. Ia juga disebut ELOHIM. Sebagai Allah yang menciptakan manusia, Allah punya kuasa penuh atas kehidupan manusia, baik untuk memelihara manusia maupun membinasakannya ketika memilih hidup dengan tidak setia atau memilih untuk melanggar segala ketetapan-Nya.
Pribadi Allah yang Maha Kasih ini tak pernah bisa menyangkali diri-Nya sendiri, sekalipun manusia itu tidak setia, tetapi Allah tetap setia sebab Allah tidak bisa menyangkali diri-Nya. Karakteristik ALLAH itu sendiri sangat unik, IA dalah ALLAH yang bekerja, yang berbicara pula kepada manusia, yang memberkati, yang “beristirahat”.
Ia adalah Allah yang hidup, Ia bukanlah Allah yang mati gaya dan tak berdaya. Ia bekerja dan berkarya sejak dari mulanya untuk mendatangkan kebaikan bagi segenap ciptaan-Nya, namun Allah itu juga adalah Allah yang berfirman. Firman-Nya itu berkuasa dan berdaya cipta. Ia mampu meciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Ia adalah Allah yang ajaib dan penuh kuasa. Dengan karakter Allah inilah, Ia adalah Allah yang berkomunikasi.
Allah menciptakan segenap alam semesta dan isinya dan sesudah Ia menciptakan alam semesta, Allah menciptakan manusia sesuai gambar-Nya; rupa-Nya sendiri; Imago Dei. Setelah itu Ia memberi perintah atau mandat bahkan kepercayaan kepada manusia untuk mengelola alam ini (mandat kebudayaan). Allah mengambil inisiatif memperkenalkan diriNya kepada manusia dan mengangkatnya sebagai penguasa (wakil Allah) di bumi. Sejak awal Allah menciptakan manusia, Allah memberi diri-Nya dikenal oleh manusia secara pribadi dan bahkan menjadikan kita sebagai sahabat bukan lagi hamba, lebih dari itu kita adalah anak-Nya, kalau orang tua di dunia saja tahu memberi yang terbaik bagi anaknya, apalagi bapa kita yang di sorga.
Sebelum manusia tahu bagaimana harus menghampiri Allah dan mencari perlindungan hanya kepadaNya, Allah sudah terlebih dahulu berinisiatif untuk menghampiri manusia, sebab Ia tahu bahwa manusia dengan kekuatan sendiri tak akan pernah mampu menemukan hadiratNya, Allah yang menyingkapkan diri adalah Allah yang bersedia ditemui oleh kita kapan saja dan di mana saja. Karena itu, pakailah setiap kesempatan yang Allah berikan untuk bersekutu dengan Allah.
Rasakaanlah kehadiran dan kebaikan-Nya di tengah kebahagiaan maupun persoalan hidupmu. Tidak ada saat paling membahagiakan selain ketika kita merasakaan dalam keteduhan hati bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, bahkan di saat tersulit sekalipun. Dalam doa kita meraih hati-Nya, dalam kesungguhan kita meraih belas kasihan dari-Nya.
Tidak ada hal yang tertutup, tersembunyi dan rahasia di hadapan Allah. Begitupun tidak ada satu jalanpun yang Allah tutup, ketika kita mau menghampiri-Nya dan menggengam tangan-Nya yang penuh kasih. Ia Allah yang Maha Hadir, karena tu janganlah pernah ragu untuk meletakkan keyakinanmu kepadaNya, mungkin Ia izinkan engkau untuk berteduh di dalam dekapan-Nya sambil menununggu setiap penggenapan janji-Nya, atau bahkan Ia mengizinkanmu untuk menangis dalam kuat lengan-Nya yang siap membelamu, karena setiap ujian hidup yang berat, apapun itu, jangan jadi alasan untuk kita menyerah, Allah tidak pernah menyerah atas hidup saudara dan saya, AIIah terus menyatakan diri-Nya sampai kita melihat kasih dan kuasa-Nya serta senantiasa diberkati di dalam-Nya.
Pribadi yang paling mengenal hatimu, hanyalah Allah yang menciptakanmu. Ia tahu tiap seluk beluk hidupmu karena Ia yang menenunmu sangat indah dalam rahim ibumu. Ia mengetahui secara amat tepat masa depanmu, Ia mengendalikan waktu yang ada di depanmu. Jangan ragu mnyerahkan hidupmu sepenuhya kepada Allah yang dalam kedasyatan-Nya mau menyatakan diri kepada manusia yang sangat hina.
Amin.
Penulis: Pdt. Yulita Y. Zina-Lero, S.Th
Editor: Roni Bani