Warga Baumata Ditemukan Meninggal di Kamar Seorang Diri, Keluarga Tolak Otopsi

Ilustrasi

Kupang-InfoNTT.com,- Kasus penemuan mayat kembali terjadi di wilayah Kabupaten Kupang, tepatnya di RT 001 / RW 003, Dusun 1, Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Jumat (04/6/2021) pukul : 21.30 wita.

Kapolres Kupang AKBP Aldinan RJH Manurung melalui Kapolsek Kupang Tengah, IPDA Elpidus Kono Feka, S.Sos, kepada media ini (05/6) menjelaskan, korban atas nama Hendri Kornelis Bria (39), yang mana sebelum kejadian, pada hari Rabu, 2 Juni 2021, sekitar pukul : 15.00 wita, korban pergi kontrol penyakit jantung dan darah tinggi yang dialaminya di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Bacaan Lainnya

Setelah laksanakan kontrol medis, korban pulang kembali ke rumahnya, sedangkan istri dan anak korban saat itu sedang berada di Kelurhan Kuanino, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang. Mereka sedang menghadiri acara duka.

“Pada hari Kamis 03 Juni 2021, sekitar pukul 21.30 wita, istrinya menghubungi korban via telepon namun tidak diangkat. Hari berikutnya istri dan anaknya pulang ke rumah untuk mengecek korban, namun ketika masuk ke dalam kamar, mereka temukan korban sudaj meninggal dunia dengan posisi tidur tengkurap serta mulut korban mengeluarkan darah,” ujar Kapolsek Kupang Tengah.

Istrinya kemudian memberitahukan hal tersbeut kepada tetangga sekitar. Selanjutnya dilaporkan kepada anggota Pos Pol Baumata dan anggota Polsek Kupang Tengah.

Kapolsek Kupang Tengah Ipda Elpidus Kono Feka, Sos, KaSpk 1 Aiptu Stefanus D. Letoati, Kanit Reskrim Bripka Pance Sopacua bersama anggota Polsek Kupang Tengah langsung mendatangi TKP dan melakukan koordinasi dengan Ka Spkt Polres Kupang Ipda Mansur Saleh, Tim Identifikasi Polres Kupang dan Tim medis Puskesmas Baumata guna sama – sama melakukan olah TKP.

“Dilakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban oleh tim medis Puskesmas Baumata. Di mana hasil pemeriksaan medis, bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh koeban. Darah yang keluar dari mulut dan hidung diakibatkan karena pembuluh darah pecah yang mana diduga korban mengalami serangan jantung karena darah tinggi,” ujar Kapolsek.

Hasil medis juga didukung dengan pengakuan dari Istri korban dan keluarga, yang membenarkan bahwa korban memiliki riwayat sakit jantung dan darah tinggi serta pernah struk.

Istri korban dan keluarga menerima kematian tersebut, dan tidak mau dilakukan otopsi terhadap mayat korban. Keluarga lalu membuat dan menandatangani surat pernyataan penolakan dilakukan autopsi.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *