Melki Laka Lena Ingatkan, Perlu Penanganan Stunting Secara Intensif di Masa Pandemi

Melki Laka Lena ketika membawa materi di Gereja GMIT Anugerah Oesu'u, Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Kupang-InfoNTT.com,- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menggelar kegiatan sosialisasi program penguatan pendapatan keluarga dan kelompok sasaran program bangga kencana bersama mitranya, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena di Gereja GMIT Anugerah Oesu’u, Kelurahan Tuatuka, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Senin, 24 Mei 2021.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, Melki Laka Lena mengingatkan perlunya penanganan stunting secara intensif di masa pandemic, karena menurutnya, di masa pandemic banyak fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan yang terganggu serta hilangnya pendapatan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Menurut Melki, UNICEF memperkirakan COVID-19 dapat menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia, sehingga perlu segera dilakukan intervensi.

“Estimasi UNICEF baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen tahun ini karena COVID-19. Ini berarti ada peningkatan risiko stunting dimana seluruh penanganan COVID-19 juga harus memperhatikan penanganan stunting,” tegas Melki.

Melki juga menegaskan, Komisi IX DPR RI mendukung penuh BKKBN sebagai koordinator pelaksanaan program percepatan penurunan stunting di Indonesia. Untuk itu, Melki meminta BKKBN untuk terus berkoordinasi dengan Sekretariat Negara RI agar Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Penurunan Stunting untuk segera diterbitkan.

Dirinya juga meminta agar berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan juga Kementerian PPN/Bappenas untuk merealisasikan anggaran program penurunan stunting untuk tahun anggaran ini, serta melakukan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting dengan kementerian/lembaga lainnya.

Sementara narasumber dari BKKBN Provinsi NTT, Margaretha Imelda Rumondor, S.Sos,MM dalam pemaparan materinya menjelaskan, keluarga berencana mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas SDM.

Menurutnya, dengan adanya program keluarga berencana bisa memutus “lingkaran setan” kemiskinan (poverty trap) yakni kondisi keluarga miskin tapi memiliki anak banyak sehingga keluarga menjadi tambah miskin.

Margaretha juga menjelaskan, program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana, berfokus pada mencegah kematian ibu dan bayi dan menghindari empat terlalu yakni terlalu muda yaitu ibu hamil pertama usia kurang dari 20 tahun, terlalu tua yaitu ibu hamil pertama pada usia ≥ 35 tahun, terlalu dekat jarak kehamilan yaitu jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari 2 tahun dan terlalu banyak anak yaitu ibu pernah hamil dan melahirkan hidup lebih dari 2 kali.

Diakhir pemaparan materinya, Margaretha menegaskan, melalui program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana yang komprehensif dapat meningkatkan kualitas keluarga yang akan mampu menjadi keluarga yang berkualitas bagi SDM pembangunan.

Usai kegiatan sosialisasi, Melki Laka Lena juga menyerahkan bantuan dana dan genzet untuk Gereja GMIT Anugerah Oesu’u. (go/edy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *