Filosofi Pohon Karet Ketika Dilukai, Antara Maaf dan Dendam

Tuameko 11 Mei 2021
Penulis: Yakob Ora (Ayahanda Frindis Rosy Bani-Ora)

Apa yang akan anda lakukan ketika dilukai. Tentu hanya sebagian orang yang mampu menerima dan memaafkan. Anda harus belajar menghilangkan dendam dan tidak membalasnya dengan kembali melukai, namun Anda harus membalasnya dengan sikap yang ramah dan sabar.

Bacaan Lainnya

Layaknya Pohon Karet. Guna mendapatkan getah yang berharga kita harus “melukai” pohon dengan menyayat batangnya. Dari hasil “luka” tersebut, keluarlah getah yang sangat besar manfaatnya. Agar memperoleh hasil yang berkelanjutan, proses “melukai” batang pun dilakukan terus-menerus.

Inilah filosofi pohon karet, di mana pohon tersebut dilukai, tetapi malah mengeluarkan hal yang berharga. Demikian pula seharusnya sikap hati kita.

Didikan bimbingan untuk membuatmu kelak memberi buah yang baik walaupun kadang membuatmu sakit dan kecewa, namun semua itu demi kebaikan dirimu dan banyak orang lain, agar tiba saatnya akan membuatmu memberi hasil yang baik demi banyak orang.

Didikan orang tuamu terkadang sakit, anda merasa dilukai, tapi semestinya harus belajar melepaskan, bukan dendam dan dengki. Belajar dari pohon karet, saat dilukai, justru bisa mengeluarkan hal-hal yang berharga. Artinya berkat, ucapan ramah, kesabaran dan sebagainya akan membuat banyak orang tersenyum sebagai kadoh terindah ketika jahat tidak dibalas jahat.

Tulisan spesial ini penulis menggores pena tepat di hari lahirnya anak bungsu penulis. Gadis manis yang sudah beranjak remaja. Bersyukur atas bertambahnya usia yang ke 16 anak terkasih Frindis Rosy Bani-Ora. Doa serta harapan bapak, mama dan juga semua saudara-saudaramu, semoga apa yang diimpikan, ingin diraih bisa tercapai sejalan dengan penyertaan Tuhan.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *