Oleh : Herry F.F Battileo,SH.,MH
(Advokat NTT)
Malapetaka menimpa berbagai negeri dan tak terbendung lagi informasi terhadap percepatan penyebaran malapetaka tersebut, baik lewat informasi elektronik maupun saling menyampaikan dalam pergaulan keseharian, dari tengah kota sampai kepenghujung belahan bumi pun tidak terluputkan pembahasan informasi terkait virus dengan percepatan penularannya.
Begitu membahananya, seakan akan manusia diperhadapkan pada “tantangan” dan “jawaban” dari sebuah ancaman bencana, antara “sehat” dan “lapar”. Pekerjaan berat semua pemimpin dunia saat ini baik Raja, Perdana Mentri, Presiden, Bupati, Walikota maupun semua petinggi seantero negeri, menggemakan proteksi kesehatan, proteksi terhadap pandemi Covid-19 dengan sesegera dan serta merta untuk tidak berinteraksi dalam bentuk keramaian.
Banyak kota-kota besar di dunia sepi tanpa hingar bingar lagi, usaha menghimbau kepada rakyat sungguh luar biasa. Begitulah semangat dalam menggaungkan keselamatan dan berbuat yang terbaik bagi rakyatnya. Tak terdengar dari berbagai partai politik, LSM, maupun organisasi lain ikut memeriahkan penyelamatan rakyat selain dari menjaga kesehatan.
Oh, betapa luar biasanya virus tersebut sehingga mereka semua melupakan anak – anak manusia memegang perut dengan histeris mengeluarkan suara menyayat hati “Mama Lapar”, sebuah tantangan yang butuh akan jawaban.
Sudah gelapkah otak kita kepada mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan harus mengurung diri dalam rumah mengikuti himbauan tanpa persediaan pangan, sebuah “tantangan” butuh “jawaban”.
Oh, kejam kau virus sehingga menggelapkan semua orang tentang hal lain bagian dari kesehatan yaitu “LAPAR”. Tuhanku tolong bersihkan kegelapan yang telah menutupi mata dan hati nurani sehingga semuanya melupakan “tantangan” lain yaitu “LAPAR”. Mereka bagai hanya bisa menjawab, melihat tentang “KESEHATAN “.
Berikanlah kebijakan nurani yang iklas bagi semua orang yang berkelimpahan untuk berbuka tangan memberi beras kepada sesama tetangga yang memang dibutuhkan, mereka itu para tetangga, mereka juga manusia yang perlu diselamatkan dari lapar karena tidak lagi memiliki persediaan makan di dalam rumahnya.
Tuhanku, kasihanilah orang – orang yang tidak mampu dan beri kekuatan serta ketuklah hati para pemegang kekuasaan negeri dan orang yang mampu serta berkelebihan sehingga dapat memberi apa yang menjadi kebutuhan bagi sesama umat manusia.
Inilah Era tantangan global yang juga membutuhkan jawaban cerdas dan bijak, sebuah keseimbangan antara logika dan rasa. Sekian