Kupang-InfoNTT.com,- Pengembangan teknologi bioflok untuk budidaya ikan nila semakin dirasakan manfaatnya oleh pembudidaya ikan. Hal inilah yang menjadi alasan Ketua Kelompok Tunas Baru Benyamin Kanuk yang juga Kepala Desa Mata Air di Kabupaten Kupang ikut mengembangkan budidaya ikan nila dengan sistem bioflok.
Ditemui media ini usai kegiatan peresmian tempat budidaya ikan nila oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Balai Perikanan Budidaya Air Tawar – Sukabumi, Rabu (20/11/2019) di desa Mata Air, Benyamin Kanuk mengatakan bahwa ikan nila dipilih untuk sebagai komoditas lanjutan sistem bioflok, karena nila termasuk kelompok herbivora, sehingga proses pembesarannya lebih cepat yakni tiga bulan sudah bisa dipanen.
Selain itu, ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, algae, zooplankton, fitoplankton, dan bahan organik sebagai bagian sumber pakannya. Ikan nila yang hibah oleh Balai Budidaya Ikan Air Tawar Sukabumi untuk kelompok Tunas Baru sejumlah 10.000 ekor ikan.
“Awalnya saya nonton di YouTube, di mana ada akun YouTube yang memperlihatkan. pengembangan ikan nila. Selanjutnya saya berusaha untuk melakukan komunikasi dengan admin akun tersebut, lalu akhirnya saya bisa bertemu da melakukan penawaran terkait budidaya ikan nila di desa saya,”ujar Benyamin Kanuk.
Ditambahkan Kades Mata Air, budidaya ikan nila dengan sistem Bioflok adalah metode budidaya yang juga bisa memanfaatkan mikroorganisme berupa probiotik. Probiotik ini untuk mengurai bahan organik dari limbah yang dihasilkan.
“Sistem Bioflok ini selain mengefisiensi pakan hingga 20 persen, juga menghemat lahan karena petani bisa membudidayakan ikan nila dalam jumlah yang lebih banyak di lahan yang lebih sempit, dan juga keunggulan Sistem Bioflok bersifat ramah lingkungan dan produktivitas tinggi,” ungkapnya.
Kelompok Tunas Baru sebagai salah satu kelompok penggagas metode ini di Kabupaten Kupang yang juga sudah berdiri sejak Tahun 2013 berharap dengan adanya budidaya ikan nila di desa Mata Air ini, ke depannya bisa berkembang dan sistem budidaya ini bisa dilakukan oleh semua masyarakat di Kabupaten Kupang.
Laporan: Chris Bani