Amarasi-InfoNTT.com,- Pemerintah Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang menyampaikan salah satu perjuangan sejak tahun 2023 hingga saat ini yang menjadi polemik di masyarakat.
Kepala Desa Pakubaun, Bildat Elifas Runesi melalui press realesnya, Sabtu (4/01) terkait dugaan pengrusakan fasilitas umum dalam saluran air di wilayah Dusun II. Yang mana bahwa pada tahun 2023 pembangunan aspal lapen di titik kordinat tersebut dengan sumber anggaran APBD 2 yang dikerjakan oleh CV. Bagus yang mana dalam perencanaan pekerjaanya tidak ada pekerjaan got atau saluran air dengan alasan bahwa sudah ada got.
Bildat mengatakan, seusai pekerjaan, saat itu memasuki musim hujan yang akhirnya sekitar 10 rumah warga terendam air disebabkan karena timbunan aspal lebih tinggi dari fondasi rumah masyarakat, juga debit air sangat besar melebihi kapasitas saluran.
“Saya selaku Kepala Desa Pakubaun lalu berkordinasi dengan perangkat, masyarakat, BPD, Kepolisian dan pihak kecamatan guna memikirkan jalan keluar akhirnya Pemdes turun langsung ke lokasi yang dihadiri pula Camat Amarsi Timur dan Anggota DPRD Kabupaten Kupang bapak Ferdinan Teuf. Kontraktor dari CV Bagus juga membantu pelebaran saluran kurang lebih 100 meter menggunakan eksavator yang akhirnya jalannya air menjadi lancar,” ungkapnya.
Bildat Runesi juga mengungkapkan bahwa proses ini tidak berhenti di situ saja, tapi Pemdes Pakubaun selalu memperjuangkan melalui usulan musrembang dan usulan politis tapi Pemda menyampaikan masih berproses. Hingga pada dua pekan yang lalu dirinya masih komunikasi dengan pihak perencanaan Dinas PU Kabupaten Kupang.
“Dua minggu lalu saya masih koordinasi dengan Dinas PU Kabupaten Kupang namun katanya APBD masih nihil, namun berharap semoga ada dana lain dari pusat yang diijinkan regulasi untuk menuntaskan persoalan tersebut. Pemdes Pakubaun juga sudah laksanakan rapat dengan masyarakat untuk penanganan menjelang musim hujan ini dan hasilnya dapat disepakati dengan melakukan gotong royong pembersihan got,” jelasnya.
Ia menambahkan, lokasi saluran yang menjadi polemik tersebut juga merupakan tempat buangan air terakhir, karena dari atas kurang lebih saluran dua ribu meter semua yang tidak ada deker pembagi air, juga salurannya hanya berada di satu sisi sehingga Pemdes Pakubaun telah datangkan Tim Pendamping Teknik untuk survei dan sementara menyusun RAB dan gambarnya sambil menanti Perbup penggunaan anggaran DD Tahun 2025.
Bildat memastikan perihal ini akan dibawah ke musyawarah penetapan dengan BPD, dan kalau dapat disepakati maka asistensi Ke PMD. Urgensinya dalam persoalan ini adalah pengadaan deker beberapa unit untuk bisa dapat bagi atau mengurangi debit air ke lokasi.
Sedangkan menanggapi adanya warga Desa Pakubaun yang mengeluarkan opini bahwa Pemdes berjanji atau berbohong, Bildat Runesi menyampaikan tentu sejujurnya Pemdes Pakubaun tidak pernah berjanji, namun setidaknya langkah-langkah yang sudah dilakukan apalagi dalam berbagai proses, langkah ini telah dibawa dalam kesepakatan, juga pihak kecamatan ikut andil di dalam.
“Kami Pemdes minta kepada masyarakat untuk bersabar. Adapun penanganan yang bersifat gotong royong akan terus dilakukan dengan koordinasi bersama semua elemen. Pemdes tidak janjikan terkait keberhasilan proses perjuangan ini, namun yang pasti Pemdes Pakubaun tetap akan berjuang semaksimal mungkin sesuai mekanisme dan regulasi,” tutupnya.(***)