Lokakarya Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Kupang Tahun 2025 Resmi Dibuka

Foto: Prokopim

Oelamasi-InfoNTT.com,- Pelaksana Tugas (Plt) Sekertaris Daerah Kabupaten Kupang, Pieter Sabaneno, membuka secara resmi lokakarya rencana kerja tahunan 2025, Jumat (20/06)2025) pagi di Aula Kantor Bupati Kupang.

Kegiatan ini mengusung tema “Peningkatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana yang berulang di kabupaten Kupang”.

Bacaan Lainnya

Plt Sekda dalam sambutan mengungkapkan bahwa lokakarya merupakan bentuk komitmen dan kesungguhan dalam menyusun rencana kerja tahunan (RKT) tahun 2025-2026 yang selaras dengan rencana kerja pemerintah daerah kabupaten Kupang.

“Lokakarya ini bukan sekedar agenda tahunan, tetapi merupakan platform strategi untuk memastikan, seluruh perangkat daerah dapat berkolaborasi lintas sektor, menyusun rencana kerja yang responsif terhadap isu-isu nyata yang terjadi termasuk perubahan iklim dan bencana alam,” ungkapnya.

Pieter Sabaneno, menjelaskan Kabupaten Kupang telah menjadi salah satu wilayah pelaksana dari program participatory action for resilience (PAR IV CORRECT) yang dijalankan oleh Catholic relief services (CRS), bekerjasama dengan dengan CIS TIMOR, dengan wilayah intervensi lima desa terpilih di wilayah kecamatan Fatuleu Barat dan Fatuleu Tengah.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketanggungan masyarakat dan pemerintah desa dalam menghadapi resiko bencana, mendorong perencanaan berbasis resiko dan partisipatif serta membangun mekanisme keberlanjutan melalui dukungan lintas sektor dan policy framework yang jelas.

Di akhir sambutannya Pieter Sabaneno mendorong agar seluruh rencana kerja tahunan OPD yang berkaitan dengan penanggulangan bencana, pengurangan resiko, pemberdayaan desa dan pembangunan sosial kemasyarakatan dapat mengintegrasikan pendekatan serta praktik yang baik yang telah diterapkan dalam program correct.

“Tugas kita kedepan adalah menjamin keberlanjutan dari capaian program ini. Tidak cukup hanya dengan berakhirnya masa program tetapi bagaimana kita mengadopsi nilai, sistem, dan strategi ketangguhqnndalam perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan program daerah secara mandiri dan berkelanjutan,” tutupnya.

Sementara itu Edu Mungga selaku Senior Program Officer CRS, mengungkapkan terdapat 3 unit kegiatan dari program CRS yakni pengurangan resiko bencana, penguatan mata pencaharian dan pengembangan kekuatan akses pasar serta pengembangan keuangan mikro.

Dirinya menjelaskan bahwa gram officer CRS berkomitmen bersama pemerintah kabupaten Kupang dan kemitraan lainnya untuk menghasilkan rencana kerja tahunan yang responsif terhadap apa yang terjadi di masyarakat.

Lebih lanjut Haris Oematan selaku Direktur CIS Timor mengungkapkan Kabupaten Kupang merupakan salah satu Kabupaten yang dari sisi kajian resiko bencana NTT, berada pada nomor satu memiliki keregaman dan tingkat intensitas bencana yang tinggi.

“Bencana- bencana yang berulang terjadi yakni banjir, banjir bandang, kekeringan, siklon, kebakaran,gempa bumi dan abrasi,” ungkapnya.

Dirinya mengatakan, berdasarkan sisi indeks kerentanan perubahan iklim, Kabupaten Kupang berada dalam kategori yang sedang. diasumsikan sekalipun ada bencana, masih ada kapasitas yang bisa untuk menopang atau mengurangi resiko bencana. Namun kategori sedang ini bisa berkembang ke sangat tinggi. Bencana bisa hadir kapan saja sehingga masyarakat perlu diedukasi untuk dapat memitigasi prosesnya.

“Pada bagian yang lain, kami juga karena itu kita memperkuat kapasitas SDM-nya dengan memperkuat tim kampung siaga bencana. Ini yang dikelola oleh Dinsos. Saya kira kemarin dalam uji coba ya, kemarin waktu bencana di Nuataus, itu aktivitas tim kampung siaga bencana sangat sigap. Karena mereka ada di sana, mereka terorganisir Sehingga apapun bencananya,itu mereka sudah bisa langsung mengorganisir,” jelasnya.

Selain program mitigasi bencana, CIS TIMOR juga menemukan potensi ekonomi yang bisa menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Peningkatan ekonomi melalui rempah-rempah yang tumbuh di hutan Fatuleu dan Amfoang, yakni kunyit dan jahe.

“Ini menjadi salah satu yang juga kami lihat untuk kami dorong Karena hampir di semua hutan di Fatuleu dan Amfoang itu isinya adalah kunyit ini yang perlu kita dorong dan manfaatkan,” tutupnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BP4D Juhardi D. Selan, Kepala Dinas Sosial Saryaskus Paulus Liu, Kepala BMKG, Camat Fatuleu Barat dan Fatuleu Tengah beserta para kepala desa.

Laporan: Prokopim 

Pos terkait