Oelamasi-InfoNTT.com,- Bupati Kupang, Yosef Lede, dan Wakil Bupati Kupang, Aurum TItu Eki, akhir pekan yang lalu menghadiri Festival Budaya Anak Amfoang, yang digelar di alun – alun Lelogama, Kelurahan Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan.
Festival yang digelar tiga hari tersebut terselenggara atas kerjasama Yayasan Compassion Indonesia yang merupakan mitra Sinode GMIT dalam melaksanakan Pusat Pengembangan Anak (PPA) dengan GMIT Pniel Lelogama.
Yosef Lede dalam sambutannya saat membuka festival tersebut mengatakan, pelaksanaan Festival Budaya Anak Amfoang sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang, di mana di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, budaya lokal sering terpinggirkan, padahal budaya jati diri, akar, dan identitas yang membentuk manusia sebenarnya.
Dilanjutkan, budaya amfoang yang kaya akan nilai – nilai adat, bahasa, tarian, music, pakian tradisional,dan kearifan lokal, perlu dikenalkan kepada anak – anak, bukan sekedar untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan dalam keseharian, dicintai dengan sepenuh hati, dan dilindungi dari kepunahan.
“Pemerintah Kabupaten Kupang dalam visi besarnya menuju Kabupaten Kupang Emas memberikan perhatian khusus kepada pelestarian budaya lokal. Kami percaya bahwa isvestasi terbesar bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan karakter dan indentitas budaya generasi muda,” jelas Yosef Lede.
Yosef Lede melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kupang berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya, pembinaan generasi muda, serta membangun karakter anak – anak yang berakar pada nilai – nilai luhur budaya lokal, karena tidak ada kemajuan tanpa identitas, tidak ada masa depan tanpa warisan budaya.
Wakil Ketua Sinode GMIT, Pendeta Saneb Blegur mengatakan, adalah tanggung jawab Gereja dan Pemerintah untuk membantu perkembangan anak, sehingga Sinode GMIT menyambut baik terselenggaranya Festival Budaya Anak Amfoang tersebut. Dilanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kupang mampu menjalankan fungsinya tersebut dengan baik, sehingga Sinode GMIT memberi apresiasi terhadap hal tersebut.
“Festival Budaya Anak Amfoang ini adalah untuk anak – anak, oleh karena itu berilah kepada mereka kesempatan seluas – luasnya. Biarkan mereka berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka sehingga potensi mereka bisa diketahui dan dikembangkan untuk kemajuan pribadi, daerah, Gereja, Bangsa dan Negara,” ujar Saneb Blegur.
Festival Budaya Anak Amfoang itu sendiri mengambil tema, Mengenal, Mencintai, dan Melindungi Budaya Amfoang, dengan diikuti 452 anak, remaja, dan pendamping dari 11 pusat Pusat Pengembangan Anak (PPA) Klaster Kupang Tenggara.
Laporan: Prokopim