Oelamasi-InfoNTT.com,- Yosef Lede selaku Ketua DPRD Kabupaten Kupang-NTT periode 2014-2019 mengaku ada upaya terstruktur, sistematis dan masif dalam menggiring opini publik serta ujaran kebencian terhadap dirinya secara politik.
“Kalau sudah tendensius, ada unsur politik pasti menyerang pribadi apalgi ini dilakukan oleh tim media salah satu paket yaitu paket KORSA,” ujarnya.
Calon Bupati Kupang Yosef Lede kepada awak media, Selasa (12/11) di Desa Tanah Merah mengatakan, pemberitaan terhadap dirinya selama ini terutama terkait dengan mobil dinas Ketua DPRD DH 117 merupakan rekayasa, memutarbalikkan fakta.
Ia memastikan bahwa upaya masif ini terlebih dahulu telah dirancang oleh tim media dan pasti turut diketahui oleh tim pemenangan paket tersebut.
Dijelaskannya, sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD dimana jabatan tersebut levelnya sama dengan Walikota atau Bupati, maka permohonan pinjam pakai mobil dinas telah ada regulasinya.
Pengajuan pinjam pakai kendaraan dinas kata dia, dapat juga dilakukan oleh masyarakat umum dan juga instansi vertikal lainnya di Kabupaten Kupang, faktanya ada instansi vertikal yang sudah mengajukan pinjam pakai mobil dinas.
Permohonan pinjam pakai dilakukannya pasca usai masa bakti dan itu dilakukan sesuai dengan regulasi yang mengatur. Sebagai akibat dari permohonan yang diajukannya itu, dirinya tidak pernah mengambil biaya operasional sepeserpun dari Sekretariat DPRD.
“Saya paham betul kalau operasional kendaraan menjadi tanggungjawab peminjam, maka itu tidak ada biaya sepeserpun biaya yang dikeluarkan oleh sekretariat DPRD untuk mobil yang saya pakai,” ungkapnya.
Dikatakannya, pinjam pakai mobil dinas turut pula dilakukan oleh mantan pimpinan DPRD kala itu serta pimpinan DPRD periode 2019-2024. Dirinya mempertanyakan mengapa hanya dia yang diserang karena penggunaan mobil dinas tersebut.
“Kenapa hanya saya yang diserang dengan berita hoax, berita rekayasa oleh media, apalagi ini sudah dirancang jauh-jauh hari,apalagi katanya mereka sudah wawancara Sekwan padahal faktanya pengakuan sekwan kan tidak pernah, berarti ini berita hoax yang satu saat akan dipertanggungjawabkan,” ucapnya.
Yosef Lede memastikan akan seberapa menempuh jalur hukum terhadap pewarta yang menulis berita hoax dengan tuduhan melakukan pembohongan publik untuk tujuan mempengaruhi dan menghasut agar masyarakat menghujatnya, pencemaran nama baik, ini pun terkandung unsur ujaran kebencian.
Yosef Lede menguraikan, dirinya telah meminta agar media juga menulis pimpinan DPRD kala itu dan periode 2019-2024 tetapi tidak dilakukan oleh wartawan berinisial RT. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa berita terkait dengan mobil dinas DH 117 merupakan upaya menyerang pribadi dengan tujuan merusak reputasinya pada momentum Pilkada yang sedang diikutinya.
“Yang serang saya ini kan tim media paket Korsa, padahal ketua tim pemenangan paket tersebut juga menggunakan mobil dinas bahkan jumlahnya sampai 3 unit, waktu itu saya minta agar menulis untuk semua pimpinan tetapi wartawan RT bilang itu haknya, saya punya semua rekaman,” tegasnya.
Yosef Lede menginginkan agar pemberitaan soal mobil dinas mesti dilakukan seimbang, semua pimpinan dan mantan pimpinan DPRD yang masih menguasai mobil dinas pun seharusnya ditulis. Tetapi fakta yang terjadi, hanya dirinya sendiri yang menjadi sasaran pemberitaan.
“Bagi saya, dia sudah menyerang secara pribadi, memberitakan berita hoax yang bermuatan ujaran kebencian, permufakatan jahat, menghasut publik untuk menyerang saya, membenci saya, saya pastikan bersama tim kuasa hukum akan mengambil langkah hukum,” tandasnya.(**tim)