Wokshop di SMAN 5 Kupang, Winston Rondo Beri Pesan Bagi Generasi Muda Untuk Merawat Toleransi 

Winston Neil Rondo foto bersama peserta workshop di SMAN 5 Kupang

Kupang-InfoNTT.com,- Komunitas Peace maker Kupang (Kompak) mengadakan kegiatan workshop Implementasi Sekolah Keberagaman Bersama Guru Mata Pelajaran yang di Gelar di SMAN 5 Kupang , Hadir dalam kegiatan tersebut Pendiri Kompak Winston Neil Rondo, Relawan Kompak dan para guru mata pelajaran sekaligus peserta dalam kegiatan tersebut, Jumat (6/9/2024).

Winston Neil Rondo dalam sambutannya menyebut, ada tiga sekolah yang yang dijadikan model sekolah keberaganan di NTT, hal ini merupakan upaya sistematis untuk merawat keberagaman bagi para siswa sejak dini.

Bacaan Lainnya

“Bersama dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Kompak membuat model sekolah keberagaman di SMAN 1 Kupang, SMAN 5 Kupang, SMAK Giovanni Kupang, ini merupakan upaya sengaja dan sistematis untuk merawat NTT yang disebut Nusa Terindah Toleransi,” ujarnya.

Ia menyebut para siswa harus diperkenalkan sejak dini tentang penghormatan kepada keberagaman sehingga kelak mereka dewasa bisa merawat toleransi sebagai wujud menjaga keutuhan NKRI.

“Kita harus merencanakan, membangun dan mendidik orang-orang muda kita supaya ketika tumbuh besar nanti mereka menjadi bagian dalam perjuangan besar untuk memastikan bahwa NKRI tetap baik-baik saja,” ungkapnya.

Relawan Kompak Iskandar Wutun menyampaikan bahwa perlu pengarsipan terhadap nilai-nilai toleransi yang selama ini sudah dilakukan di berbagai daerah sehingga sebagai generasi muda perlu meninggalkan jejak keberagaman yang menjadi contoh bagi generasi selanjutnya.

“Cerita-cerita keberagaman yang sudah dilakukan oleh orang tua kita hanya sebatas tutur, hari ini adalah tugas kita bersama untuk mengarsipkannya,kami melihat sekolah tidak hanya memiliki perspektif sebagai pengajar namun harus memiliki perspektif keberagaman,” ucapnya.

Mateo salah satu guru di SMAN 5 Kupang memberi usulan agar adanya sanggar seni keberagaman sehingga para siswa bisa mengkampanyekan keberagaman lewat seni di sekolah.

“Kalau disekolah ini ada sanggar seni maka hal itu dapat dimanfaatkan oleh para siswa untuk mengakampanyekan keberagaman dan toleransi melalui seni,” pungkasnya.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *