Amarasi-InfoNTT.com,- Pemerintah Desa Oebesi, Kecamatan Amarasi Timur, mengadakan kegiatan Penyuluhan Perlindungan Anak dan Keluarga, Senin (9/9/2024) pagi di aula Kantor Pemerintah Desa Oebesi.
Kegiatan ini dimaksukan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat pentingnya melindungi anak dan keluarga pada zaman digitalisasi ini dengan segala dampak yang menyertainya.
Kepala Desa Oebesi, Kornelius Nenoharan dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa Pemerintah desa Oebesi merasa perlu mengadakan kegiatan ini untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk pada anak-anak di desa Oebesi akibat dari terpaparnya mereka pada informasi yang disebarluaskan dalam media sosial.
Ia mengatakan, media sosial zaman ini sungguh sudah merambah sampai ke dalam masyarakat pedesaan, bahkan ketika orang pedesaan berada di lembah, bukit atau di tempat mengurus ladang dan ternak, handphone android menjadi teman setia. Maka, di sana pengguna telepon pintar melirik media sosial dengan isian pendek yang menggantung maksud.
Pada kesempatan penyuluhan ini Pemerintah Desa Oebesi melalui Panitia Pelaksana kegiatan mengundang Pemateri dari Kantor Majelis Sinode GMIT, Kepolisian Resort Kupang, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, dan seorang Guru Budaya.
Pemateri dari Kantor Majelis Sinode GMIT, menyampaikan aspek teologis dan program praktis Majelis Sinode GMIT yang berkaitan dengan anak. Alkitab mencatat banyak peristiwa yang berhubungan dengan anak, terutama ketika Yesus memberkati mereka, tetapi juga Yesus mengingatkan tentang penyesatan terhadap anak. Sementara program praktis yang dapat diwujudkan oleh jemaat-jemaat lokal GMIT yakni ruang laktasi dan gereja ramah anak.
Pemateri dari Kepolisian Resort Kupang menyajikan materi yang berhubungan dengan hukum/UU. UU Perlindungan Anak, Kekerasan dalam Rumah Tangga menjadi rujukan pada acara ini. Anak perlu dilindungan dari kekerasan verbal dan non verbal.
Pemateri dari Dinas Kesehatan berbicara tentang aspek kesehatan anak, namun menekankan aspek kesehatan reproduksi. Anak yang lahir dari rahim yang sehat, mendapatkan air susu ibu dalam durasi 2 tahun, ditambah sentuhan kasih sayang orang tua dan lingkungannya, kiranya akan menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani.
Orang tua yang memberi asupan makanan bergizi dengan perbandingan muatan gizi yang seimbang pada anak, akan membantu anak dalam pertumbuhan fisik dan otaknya akan bekerja normal, dibarengi cinta kasih dan siraman rohani. Anak seperti itu akan membanggakan keluarga dan masyarakat sekitaranya.
Guru Budaya mencerahkan kembali ingatan/kesan yang terpendam tentang kebudayaan masyarakat dalam hal memberi perlindungan pada anak. Aspek fisik seperti konstruksi rumah, dan kebutuhan primer menjadi pendekatan perlindungan anak dan keluarga.
Aspek peran orang tua yakni ayah-ibu sebagai pelindung utama anak dan keluarga. Ayah tidak berhenti sebagai pencari dan pemberi nafkah hidup yang sifatnya materil semata, tetapi juga aspek kenyamanan hidup dalam rumah. Penghuni rumah merasa aman dan nyaman bila ada ayah. Ibu/mama, tempat anak-anak mencurahkan ide/gagasan bahkan isi hatinya, patutlah didengarkan dan didiskusikan bersama. Keluarga yang harmonis dimana ada keseimbangan hubungan antara ayah-ibu-anak menjadi idaman bersama.
Akhir dari pertemuan/acara ini diadakan tanya-jawa yang menarik dari peserta. Semua penanya mendapakan jawaban yang praktis, yang mencerahkan dan membekali.(*Roni Bani)