Nusa Tenggara Association Indonesia Gelar Lomba Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur

Batuputih-InfoNTT.com,- Bertempat di Sekolah Dasar Inpres Mio Kecamatan Amanuban Selatan, pada Kamis (19/9/24) telah berlangsung Lomba Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur.

Nusa Tenggara Association Indonesia (NTA Indonesia) selaku Penyelenggara telah melakukan pendampingan pada sekolah-sekolah dasar di kecamatan Amanuban Selatan dalam hal literasi sederhana membaca, menulis dan berbicara.

Literasi sederhana yang dimaksudkan ini menyasar perpustakaan sehingga guru dan murid mencintai buku, dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan.

Hasil pendampingan NTA Indonesia dilanjutkan dengan menyelenggarakan lomba bercerita. Lomba bercerita menyasar murid sekolah dasar. Hal ini sudah dilakukan di Pulau Semau, Kecamatan Fatule’u, Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang, dan kini ke Timor Tengah Selatan di Kecamatan Amanuban Selatan dan Batuputih.

Sebanyak 12 murid telah mendaftar namun pada saat lomba diadakan 2 di peserta mengundurkan diri. Para peserta memilih satu dari dua cerita rakyat yang disodorkan yakni: Legenda Suri Ikun Bui Ikun dan Legenda Fafi Nesun.

Guru, murid dan orang tua antusias menyaksikan lomba dimaksud. Para peserta unjuk kebolehan dan kemampuan secara luar biasa. Riuh tepuk tangan penonton saat mendengar dan melihat tata kata dan kalimat apik menarik, serta gimik para pencerita di panggung.

NTA Indonesia menyediakan 6 hadiah kepada enam peserta yang mendapat nilai tertinggi. Semua peserta mendapat hadiah termasuk 4 orang lainnya.

Pada kesempatan lomba kali ini, Ir. Yanes Do Djeta berharap agar para guru terus menjadikan literasi membaca, berbicara dan menulis sebagai suatu kebiasaan agar mengarah kepada tradisi. Bila sudah mentradisi akan membudaya. Kita perlu memiliki budaya membaca dan menulis secara baik. Budaya berbicara ada pada kita namun masih belum menunjukkan kualitas berbicara yang mengesankan dan bernilai.

Sementara itu Ketua K3S Amanuban Selatan menyampaikan agar NTA Indonesia terus mendampingi. Guru dan murid dengan dukungan orang tua perlu menyadari akan kebutuhan literasi sebagaimana di zaman ini yang sudah makin maju termasuk literasi digital. Kita ada di zaman digitalisasi yang menjadi lompatan, sementara literasi sederhana kita baru muai asah, maka mari bergegas.

Hujan mengguyur Mio dan sekitarnya ketika pengumuman dan penyerahan hadiah berlangsung. Semua peserta ada dalam sukacita sambil berfoto ria menanti hujan berhenti agar dapat kembali ke rumah masing-masing dengan membawa kesan yang indah. (*Roni Bani)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *