Kupang-InfoNTT.com,- Bakal Calon Bupati Kupang Melkisedek Eliaser Buraen atau akrab disapa Melki Buraen sangat yakin akan ikut meramaikan konstelasi pemilihan kepala daerah Kabupaten Kupang November 2024.
Melki Buraen hanya tersenyum saat didesak berbagai tokoh masyarakat soal sikap politiknya ini untuk Pilkada ke depan. Ia tak membenarkan ataupun membantah soal peluang maju di Pilkada Kabupaten Kupang.
“Saya tetap akan maju, yang pasti wakil saya bukan dari kalangan politisi lagi, tapi orang birokrat tulen. Soal peluang, hari esok penuh misteri, biar alam semesta yang menjawab,” ujar Melki Buraen (5/8) pagi.
Putra Amarasi ini juga menyebutkan sejumlah nama tokoh potensial yang santer disebut mendampinginya pada Pilkada, salah satunya kader PDIP Imanuel Ballo. Namun karena tidak direstui, ia kemudian terus bermanuver untuk mencari pasangan ideal yang cocok dengan kebutuhan masyarakat Kabupaten Kupang.
Sebelumnya Melki mengatakan sejumlah nama yang saat ini mulai digadang-gadang akan maju dalam Pilkada Kabupaten Kupang merupakan para kandidat yang cukup bagus.
“Semua masih dinamis. Jangan mudah percaya dan klaim koalisi. Kita berproses hingga injury time. Pada intinya segala peluang masih terbuka. Untuk Kabupaten Kupang kita akan berjuang dan bekerja keras,” ungkapnya.
Bagi Melki, semua pihak baik kandidat kepala daerah maupun para pimpinan parpol di Kabupaten Kupang tidak hendak larut dalam perdebatan mengenai siapa yang pantas menjadi pemimpin? Dan siapa yang diuntungkan dalam gelanggang Pilkada kali ini.
“Selagi semua belum mendaftar di KPU, artinya masih hitam putih dan penuh penyamaran. Saya telah menyiapkan konstruksi pikiran, gagasan, program hingga strategi politik yang akan dipakai jika kemudian maju bertarung di Pilkada. Semuanya harus berpihak kepala rakyat karena saya datang bukan dari kalangan elit tapi dari akar rumput,” ungkapnya.
Sedikit bergurau, Melki Buraen sebut bahwa dalam dunia Politik, akan selalu ada ruang dan celah tafsir berbeda. Yang pastinya semua penuh misteri, siapa pun punya kesempatan dan siapa pun tidak berhak menghakimi peluang orang lain.
Laporan: Chris Bani
