Oelamasi-InfoNTT.com,- Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Gagasan CRS-CIS Timor Kolaborasi dengan KSB di Tiga Desa Rawan Bencana Alam, Jumat, (25/10/2024) pagi digelar di halaman Kantor Desa Naitae, Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang.
Camat Fatuleu Barat mendukung program PAR IV CORRECT untuk memitigasi Bencana Banjir dan kekeringan dengan menghimbau masyarakat membuat lubang tanam air di setiap rumah dan daerah mata air seperti sumur gali.
Kegiatan dibuka dengan tarian penyambutan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kupang Paulus Liu, Camat Fatuleu Barat Johanis Hadjo Wele, bersama Perwakilan CRS Bambang Witjaksana dan Kepala Desa Naitae Kores Laome.
Camat Fatuleu barat, Johanis Hadjo Wele dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan, terlebih dahulu memperkenalkan KSB 3 desa yakni Desa Naitae, Tuakau dan Nuataus, sambil kegiatan di lakukan kelas pararel bagi anak SMP, dan SD (Kelas Satuan Aman Bencana).
Selanjutnya perwakilan KSB dari tiga desa menyampaikan hasil kajian CLDRM+ dari masing-masing desa, yang menjadi ancaman prioritas masing-masing desa di mana kekeringan menjadi bencana yang paling tinggi di tiga desa di Fatuleu Barat.
Kegiatan dilanjutkan dengan Talk Show yang difasilitasi oleh Dinas Sosial Kabupaten Kupang. Materi yang dibawakan adalah peran kampung siaga bencana dalam mendukung aksi pengurangan risiko Bencana.
Dalam pemaparan materi, Paulus Liu menyampaikan apresiasi bagi KSB yang telah mampu membuat perencanaan dan aksi-aksi mitigasi di desa. Dinas Sosial sangat mendukung rangkaian kegiatan KSB dan hal-hal terkait bencana.
Kemudian acara dilanjutkan oleh fasilitator dari BPBD yakni Kabid Smit Robet Fanggi. Ia membawa materi terkait memahami PRB secara sadar dalam ruang lingkup keluarga. Sebenarnya Penanggulangan bencana sudah ada dari jaman dahulu tinggal bagaimana masyarakat sadar akan ancaman dan bencana yang terjadi.
Menurutnya, dengan memahami situasi dan kondisi, maka tentua akan paham arahan terkait kerja sama Pentahelix dapat dilakukan dan dikolaborasikan bersama KSB untuk penanggulangan bencana yang telah di kaji Oleh KSB.
Kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi kelompok Silc yang dibawakan oleh Kelompok SILC Harmonis Desa Tuakau. Di sini masyarakat berkolaborasi bersama KSB.
Kegiatan berikut yakni praktik lubang tanam air, di mana masyarakat merasa lubang tanam air bermanfaat untuk mengatasi kekeringan dan banjir yang terjadi.
Camat Fatuleu Barat memberikan himbauan dan mendukung metode lubang tanam air. Dirinya juga akan membuat lubang tanam air di kantor camat sebagai simbol, dan tentu sangat mengharapkan masyarakat membuat lubang di masing-masing rumah.
Kegiatan berikut dibawakan oleh Tagana, mempraktikkan bagaimana mengevakuasi korban di saat bencana dan membuat alat sederhana dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita.
Penutupan oleh Camat Fatuleu Barat. Ia akan melihat kembali regulasi-regulasi terkait sekretariat KSB, yang disampaikan oleh masyarakat.***