Oelamasi-InfoNTT.com,- Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) merupakan Organisasi non Pemerintah yang memiliki mandat Pengembangan dan Pemberdayaan Masyakarat di bidang Kesehatan, Pendidikan, Kelestarian Lingkungan dan Perdamaian telah menjalankan berbagai program di wilayah dampingan melalui Program Kemandirian Sistem Pangan Lokal Berkelanjutan yang responsive gender telah memasuki tahap pengolahan pasca panen sebagai upaya menyeluruh dalam memaksimalkan potensi pangan lokal.
Bekerjasama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) sebagai narasumber, Yayasan SHEEP Indonesia (YSI) melakukan pendampingan melalui materi materi produktivitas Pelatihan peningkatan kapasitas pasca panen Komoditas Ternak Babi dan Ayam Kampung terkait dengan pengolahan sei babi, sei Ayam dan bakso.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Gereja Sidang Jemaat Kasih Allah (GSJA) Amabi Oefeto, Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Sabtu (09/9/2023) pagi.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Team Mahasiswa dan Dosen Fakultas Pertanian dan Kelautan, Yayasan Sheep Indonesia serta staff ahli bapak Ir. Pendapotan Sialagan, M.Si perwakilan Bupati Kupang dadaanggota kelompok yang ada di Kecamatan Amabi Oefeto.
Mewakili Bupati Kupang, Pendapotan Sialagan mengatakan bahwa yang dirasakan bersama pada tahun terakhir ini sudah mengalami pemanasan global yaitu yang paling dirasakan sektor pertanian di mana ketika melakukan pengolahan budidaya tanaman produktivitas semakin menurun karena air sudah transitif sehingga mempengaruh terhadap produksi pangan.
Lanjutnya, di peternakan juga demikian karna tanaman-tanaman untuk pakan ternak itu sangat berkurang tentunya ini juga berdampak pada proses pengembangan ternak oleh karna itu pemerintah Kabupaten Kupang berupaya merevolusikan 5P itu menjadi suatu jawaban yang bisa menyelesaikan pertahanan permasalahan ini.
“Apalagi kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Kupang adalah merupakan kabupaten gudang ternak. Artinya kita harus pertahankan sekalipun pemanasan musim kemarau kering dan pakan yang terbatas dan kita berupaya agar semua pihak bekerjasama untuk mengembangkan pangan-pangan yang memang sangat tertahan terhadap kekeringan dan panas dan sedikit air,” ujarnya.
Pandapotan berharap, dengan adanya kegiatan ini menjadi solusi salah satu untuk pemberdayaan masyarakat sehingga mereka selain juga memenuhi kebutuhan sendiri, makan-makanan yang bergisi, seimbang dan aman tentunya ini bisa menjadi modal untuk mengembangkan usaha kecil dalam meningkatkan pendapatan.
Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan serta memasarkan pengolahan hasil ternak berupa se’i, dendeng dan lain sebagainya. Kalau masyarakat dilatih dengan baik tentunya akan banyak potensi yang dihasilkan.
“Contohnya dari pihak Undana juga sudah membimbing dan memberikan pendampingan bagaimana dari hulur sampai hilir itu bisa menjadi satu produk yang bernilai dan sehat,” tandasnya.
Laporan: Mese Ataupah