Kupang-InfoNTT.com,- Wacana pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Seroja oleh DPRD Kabupaten Kupang yang digaungkan Fraksi Golkar dan Fraksi Nasdem bisa saja menjatuhkan tingkat elektabilitas kedua Partai tersebut dalam pemilihan legislatif 14 Februari 2024 mendatang.
Hal ini disampaikan Yeftha Yerianto Sabaat, S.IP., M.IP, Dosen Ilmu Politik Fisip Undana Kupang sekaligus Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Kupang. Di mana pansus sudah menjadi isu liar yang terus ditelan oleh masyarakat, walaupun isu ini tidak ada dampak signifikan bagi para korban seroja.
“Saya lihat elektabilitas Partai Golkar dan Nasdem cukup bagus sebelum isu Pansus Seroja ini muncul. Namun kemudian akan sangat menggangu kerja para caleg ketika nanti isu seroja ini secara senyap dipakai lawan politik untuk menjatuhkan elektabilitas partai dan caleg pada saat kampanye dan hari menjelang pemilihan nanti,” ujarnya Selasa (05/11) siang.
Menurut Yeftha, wacara Pansus Seroja ini harus diwujudkan jika tidak mau blunder pada pemilihan legislatif. Memang benar bahwa masing-masing partai punya kader dengan pendukung militansi. Namun perlu diingat, korban seroja yang masuk data penyintas pun tidak sedikit, kurang lebih hampir 6.000 KK.
“Jika 70 persen saja tidak memilih Golkar dan Nasdem maka bisa dikalkulasi ada kurang lebih 8.000 pemilih hilang dari genggaman Golkar dan Nasdem di Kabupaten Kupang. Ini hitungan kotor dan bisa saja terjadi jika kemudian isu ini terus berjalan hingga hari pemilihan,” ungkapnya.
Yeftha berharap ada evaluasi internal kedua Partai tersebut bersama seluruh kader dan caleg agar mempersiapkan beberapa opsi strategi jika kemudian isu ini dimainkan oleh lawan politik. Golkar dan Nasdem pun harus kembali sehat dengan terus mendorong agar pansus seroja ini terwujud.
Ia menegaskan, persoalan seroja menimbulkan drama yang membuat bola semakin liar menghantam kedua partai ini, terlebih Golkar. Sikap Golkar dan Nasdem yang menyampaikan konsistensi dalam memperjuangkan keadilan masyarakat terhadap pansus seroja akan terus dikejar oleh masyarakat terdampak khususnya penyintas.
“Ini masa kampanye. Manfaatkan untuk menaikkan elektabilitas partai dan yakinkan masyarakat. Jangan membuat drama yang bisa saja merugikan partai sendiri. Pansus Seroja sudah terlanjur bergulir dan akan terus bergulir, maka Golkar dan Nasdem harus menjadi garda terdepan untuk menuntaskan masalah ini jika masih mau dipercaya masyarakat sebagai partainya rakyat kecil,” kata Yeftha.
Yeftha memastikan jika pansus gagal dan opsi strategi pun tidak bisa meyakinkan rakyat, tentu ini akan mengganggu hasil pileg di Kabupaten Kupang bagi Golkar dan Nasdem, dan ini sangat berbahaya. Apalagi kedua partai saat ini sedang berada di pucuk pimpinan DPRD. Rakyat tentu menunggu kerja-kerja nyata dalam menuntaskan persoalan penyintas seroja.
Laporan: Chris Bani
Ini bukan pekerjaan mudah namun kenapa sekarang baru digaungkan sementara pemilu tinggal menghitung hari. Ini namanya bunuh diri.