Melki Laka Lena Bicara Eliminasi Tuberkulosis pada Pertemuan PBB di New York 

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena ketika berbicara dalam Pertemuan PBB High Level Meeting on Fights against Tuberkulosis (HLMTB) di New York - USA, Jumat (22/9) lalu.

InfoNTT.com,- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, menjadi salah satu delegasi mewakili Indonesia untuk bicara eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Indonesia dalam Pertemuan PBB High Level Meeting on Fights against Tuberkulosis (HLMTB) di New York – USA, Jumat (22/9) lalu.

UN High Level Meeting on Fight against Tuberculosis (HLMTB) adalah proses yang berlangsung setiap lima tahun untuk memantau pencapaian target global dalam upaya eliminasi tuberkulosis di tingkat global dan nasional.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Melki Laka Lena menyampaikan bahwa mengingat Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam hal tuberkulosis, mewakili Indonesia Ia berkomitmen kuat dalam mengakhiri tuberkulosis. Kekhawatiran tercermin dari dampak pandemi COVID-19 terhadap program kesehatan Indonesia, dengan kolaborasi komitmen politik yang kuat dan investasi yang memadai, maka Covid 19 bisa teratasi dalam tiga tahun.

Politisi Golkar ini mengatakan, pengalaman menunjukkan bahwa tekad, inovasi, dan akses sumber daya yang adil dapat mengatasi ancaman kesehatan, termasuk tuberkulosis. Jumlah kasus TBC meningkat secara signifikan pasca pandemi. Sebab, kasus TBC teridentifikasi secara paralel pada Covid 19.

Ia melanjutkan, Indonesia mempunyai tujuan untuk menghilangkan TBC pada tahun 2030. Untuk mempercepat tujuan ini, Indonesia telah merevisi strategi TBC nasional dan rencana end-to-end hingga tahun 2026.

Kolaborasi, pelaksanaan pemerintah yang efisien, keterlibatan pemangku kepentingan, penyesuaian kebijakan, desentralisasi layanan, perluasan cakupan asuransi kesehatan, investasi penelitian dan kolaborasi global sangat penting untuk Memajukan pengobatan diagnostik dan infeksi.

Menurut Melki Laka Lena, semua hal tersebut memerlukan pendanaan inovatif, mekanisme untuk memastikan keberlanjutan program terakhir, penting untuk diingat bahwa investasi mencakup lebih dari sekedar keuangan. Hal ini juga mencerminkan nilai kemanusiaan, keadilan dan kepedulian, khususnya dalam konteks pemberantasan tuberkulosis.

Melki Laka Lena juga menyakinkan forum bahwa Indonesia percaya, inilah saatnya untuk tidak sekedar berdiskusi, tapi harus mengambil tindakan nyata untuk mengakhiri tuberkulosis.

Laporan: Chris Bani 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *