Oelamasi-InfoNTT.com,- Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK) Region NTT yang tergabung diantaranya Lembaga Swadaya Masyarakat/NGO salah satunya CIS Timor, sepekan lalu bertemu Bupati Kupang di kantor Bupati, melakukan audiens tentang upaya konservasi air melalui gerakan tanam dan panen air sebagai bagian upaya adaptasi perubahan iklim. CIS Timor butuh kolaborasi dari pemerintah untuk mendukung program tersebut.
Bupati Kupang Korinus Masneno yang didampingi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Kupang, Juhardi Selan, pada kesempatan itu Bupati menyambut baik kehadiran mitra NGO dalam upaya membangun Kabupaten Kupang menjadi lebih mandiri dan sejahtera.
“Terima kasih atas niat baik dan kepedulian rekan-rekan NGO ikut ambil bagian dalam upaya membangun Kabupaten Kupang yang lebih baik, maju, mandiri dan sejahtera. Dengan berfokus pada metode konservasi air,” ungkap Masneno.
Bupati Korinus Masneno menyebut, salah satu metode konservasi air adalah memanen air hujan. Bagaimana cara yang efektif menahan air hujan agar dapat di manfaatkan secara berkelanjutan. Air adalah kebutuhan mendasar. Dalam membangun pertanian, perkebunan, peternakan, semuanya membutuhkan air. Yang menjadi persoalan ialah infrastruktur air belum tersedia secara baik.
“Sebaiknya air hujan memang harus dikelola atau ditampung dalam suatu wadah. Dan pemanfaatan air hujan dapat dijadikan sumber air alternatif. Apalagi intensitas curah hujan sekarang ini bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan,” jelasnya
Bupati meminta agar NGO bersama Pemerintah dalam hal ini BP4D Kabupaten Kupang lanjutkan diskusi, rumuskan secara tepat gerakan tanam dan panen air hujan melalui program-program yang selaras sesuai kebutuhan.
Sementara Direktur CIS Timor Haris Oematan dalam pemaparannya menyatakan, CIS Timor adalah bagian dari Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK) Region NTT yang bergerak dalam kerja-kerja sosial. Pada isu kekeringan, CIS Timor memperkenalkan suatu pendekatan mengatasi kekeringan melalui konservasi air melalui program tanam dan panen air.
Secara teknis program ini dapat berbeda penerapannya berdasarkan karakteristik wilayah. Adapun bentuk-bentuk intervensi yang dilakukan diantaranya memperluas daerah tangkapan air, pembangunan infrastruktur bersama dengan desa seperti sumur resapan, panit resapan, biopori, jebakan air dan lubang tanam air serta memperkuat jaringan Kelembagaan yang ada di desa.
Haris Oematan pada kesempatan itu mengusulkan kepada pemerintah agar perlu melakukan variasi intervensi untuk menanggulangi masalah krisis air melalui kebijakan-kebijakan berskala mikro.
Selain itu potensi besar bagi desa untuk mengusulkan gerakan menanam dan memanen air di tingkat desa dengan memasukkan rencana aksi dalam kebijakan di desa. Melalui program ini masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
Laporan: Prokopim Setda Kab. Kupang