Waduh!! Wabup Jerry Manafe Dapati Rekening Warga Terdampak Seroja Dipegang Pihak Ketiga

Rumah bapak Marten Siki yang dibangun oleh pihak ketiga.

Amarasi-InfoNTT.com,- Rumah warga terdampak seroja yang mendapat bantuan 50 juta rupiah dari pusat sudah mulai dikerjakan. Namun rumah ini diduga diproyekkan dan rekening warga dipegang oleh oknum tertentu atau pihak ketiga.

Fakta ini ditemukan oleh Wakil Bupati Kupang saat melakukan kunjungan ke Desa Retraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang. Di mana warga terdampak tidak memegang sama sekali rekening sejak uang disalurkan oleh BPBD Kabupaten Kupang.

Bacaan Lainnya

Yohanis Knaofmone dan Marten Siki, warga RT 08 RW 04, Dusun 2, Desa Retraen kepada media ini, Jumat (02/12/2022) mengatakan, bantuan seroja berupa uang 50 juta yang ditransfer ke rekening sama sekali tidak disentuh. Keduanya hanya menandatangani salah satu surat yang dibuat oleh oknum tertentu lalu ditandatangani di depan Bank BRI Oesao.

“Sejauh ini saya hanya terima satu juta sebagai ongkos kerja rumah karena saya sendiri yang kerja dan yang pegang rekening saya yang kasih turun bahan. Katanya ongkos kerja nanti 7,5 juta. Sisanya ada bos CV yang pegang. Waktu di Bank kami transfer ke rekening dia (oknum) sebanyak 15 juta. Lalu rekening itu dia yang ambil ko pegang sejak bulan Juli 2022,” ungkap Yohanis.

Hal yang sama dikatakan Marten Siki, bahwa pihak ketiga dan pemerintah yang mengatur pembangunan rumah tersebut. Ia sama sekali tidak memegang uang, rekeningnya pun dipegang oleh pihak ketiga.

“Kami tidak pernah pegang uang. Hanya tandatangan saja di depan Bank BRI Oesao. Tentu berharap pembangunan ini segera selesai,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe mengatakan bahwa bangunan yang Ia lihat progres kerjanya kurang lebih 50 persen dan uang yang masyarakat dapat kasih itu juga baru 1 juta rupiah.

“Ini ada pihak ketiga yang kerja. Saya minta tolong diperhatikan untuk Amarasi Selatan. Kalau memang belum bisa diurus juga saya akan minta dari BPBD untuk kita sama-sama turun untuk kita lihat bersama bagaimana pelaksanaannya, jangan sampai kita kena pinalti,” tegasnya.

Dirinya berpesan lagi kepada Kepala BPBD Kabupaten Kupang beserta semua staf agar secepatnya menyalurkan uang tersebut, jangan bermain dengan dana seroja karena bantuan ini untuk orang yang susah, sulit dan sangat membutuhkan.

“Ini sudah satu tahun lebih kita tidak selesaikan. Jangan sampai nanti berulang tahun lagi kita tidak selesaikan. Saya lihat ini ada banyak hal perlu diperhatikan dengan baik oleh Kalak BPBD sehingga tidak berpotensi masalah hukum di kemudian hari,” ujarnya.

Jerry Manafe juga meminta kepala desa untuk

segera membuat daftar penerima bencana seroja di Amarasi Selatan. Karena banyak hal yang bermasalah di lapangan. Dana belum dikasih ke warga bahkan rumah yang dibangun juga belum tuntas.

“Hati-hati. Saya wakil bupati fungsinya pengawasan jadi saya mohon ijin tolong BPBD diperhatikan dengan baik. Saya tidak mau bermasalah tapi saya minta rumah seroja atau dana seroja jangan dibuat bermasalah. Kasihan rakyat kecil. Tadi ada juga masyarakat melaporkan ke saya, ada babinsa, ada babinkamtibmas, ada sekertaris kecamatan, dan kepala desa. Itu masyarakat punya uang kenapa bisa dia punya rekening dipegang oleh pihak ketiga. Ini sudah tidak benar. Ini ada unsur kesengajaan,” ungkap Jerry Manafe.

Dirinya meminta agar secepatnya pihak ketiga mengembalikan uang dan rekening yang dipegang. Jika tidak maka Ia akan meminta penegak hukum untuk menelusuri dan mengusut sampai tuntas persoalan ini.

“Masyarakat punya uang yang harusnya kewenangan mereka kok rekeningnya dipegang oleh pihak ketiga. Ini aturan apa yang dipakai. Harusnya dana yang turun itu dikasih langsung ke masyarakat, bukan dikelolah lagi oleh pihak ketiga. Biarkan mereka membangun sesuai dengan keinginan dan dipantau oleh BPBD. Jangan main-main dengan dana seroja yang merupakan bantuan bencana. Orang lagi susah jangan dibuat sulit lagi,” kata Wakil Bupati Kupang.

Dirinya berharap agar oknum-oknum nakal tidak bermain-main dengan masalah ini. Harus ada ketegasan karena bantuan ini milik masyarakat. Biarkan masyarakat menikmati haknya jangan dibatasi. Karena bencana tidak ada yang pernah tahu.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *