Sang Kelam Berkalam Syahdu

Kondisi bangunan SD Negeri Naite Kec Fatule'u Barat @dok SDN Naitae

Seorang sahabat meminta agar aku menuliskan puisi dalam rangka mengingat hari Seroja. Saya kirimkan padanya pada 5 April 2022.

Saya tempatkan puisi itu di sini, semoga menginspirasi pembacsnya

Bacaan Lainnya

Sang Kelam Berkalam Syahdu

 

Bila mengenang masa berlalu, aku duduk di sini menghadap arah mata angin sebelah timur, agar dapat bersua dengan Sang Fajar. Lalu kutanyakan padanya, mengapa kau kirimkan badai bernama Seroja? Sang Fajar tersenyum, makin melebarkan senyumannya. Lalu pancaran mata berbinarnya mengantar kehangatan hingga bara kepanasan tanpa jawaban mengapa badai Seroja tiba pada suatu masa yang telah berlalu.

Aku berbalik ke arah barat, kutemui Surya mengirimkan warna keemasan tanpa kecemasan walau gelap malam merayapi rasa dan raga. Kutanyakan padanya, mengapa engkau mengirimkan badai bernama Seroja? Ia tidak menunjukkan tanda-tanda hendak memberikan jawaban. Perlahan-lahan ia tenggelamkan dirinya tanpa meninggalkan jejak bertanda, tibalah malam, di sana rasa rindu pada rembulan dirintangi gemintang berkedip.

 

Kini…

Aku duduk lagi menerabas waktu. Ia membisu.

Aku merasakan Sang Bayu mendayu poriku. Aku bertanya padanya, mengapa kau mengirimkan badai Seroja?

Ia terbahak-bahak tanpa pandahuluan senyuman

Akulah yang mengawali dan mengakhiri. Akulah yang meninabobokan dengan rayuan elusan sepoiku, manakala kau terlelap, kau memimpikan kecemerlangan

Akulah yang mengantarkan gemawan pembawa embun hingga berjuta-juta titik jernih membasahi permukaan mayapada. Pada saat seperti itu segala kaum berjingkrak menyaksikan hijau dan rimbunnya pepohonan dan tanaman pemberi nutrisi kehidupan

Bila aku merasa mesti mengaum, aku melebihi auman singa. Itulah sebabnya kau menyebutkan namaku, Seroja.

Aku sadari bahwa kehancuran telah terjadi,

Kekesalan telah memenuhi singgasana hati dan benak

Bentangan kesedihan tiada segera berakhir,

Namun…

Aku berbaik hati padamu, aku tidak selalu datang. Mungkin aku datang lagi dengan nama baptis baru. Mungkin namaku bukan lagi Seroja,

Satu kepastian, dapatkah kau nyatakan rasa syukur tanpa diriku?

Aku mengantarkan oksigen pemberi kehangatan pada organ dan sel

 

Kujedah refleksiku.

 

Seroja menghancurkan

Seroja mencemaskan

Seroja menggemaskan

Seroja merusak tatanan baku

Ya…

Kini…

Kualihkan pandang ke masa depan

Seroja menjembatani kaum margin dengan kaum elite

Seroja menghantar keperkasaan merunduk pada kepatuhan

 

Selamat ulang tahun Badai Seroja

Penulis: Heronimus Bani

herobani68@gmail.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *