Kupang-InfoNTT.com,- Mahasiswa Mahasiswi KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang yang melakukan giat di Kantor Lurah Alak, Jumat 10 Juni 2022 pagi.
KKN kali ini para mahasiswa KKN mengadakan kampanye pencegahan dan penanganan stunting di wilayah tersebut. Kegiatan tersebut melibatkan Ketua RT dan RW se Kelurahan Alak dan juga masyarakat umum khususnya remaja dan ibu hamil.
Lurah Alak, Mariance Lasbaun dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undana, karena menurutnya stunting sudah menjadi masalah yang saat ini sebagai salah satu isu yang ramai dibicarakan dan sedang gencar menanganinya.
Lurah Alak menghimbau kepada para Ketua RT dan RW untukmenjadi ujung tombak dalam penanganan stunting. “Berhasil tidaknya pencegahan stunting tergantung dari kinerja para ketua RW dan RT karena harapannya kedepan generasi dari Kelurahan Alak bebas dari stunting,” ujar Lurah Alak.
Mariance juga mengajak kepada masyarakat untukmencegah stunting dengan cara menjaga pola makan yang baik, karena yang biasa ditemukan dalam masyarakat patriarki bahwa pola makan lebih diprioritaskan kepada laki-laki, sehingga pertumbuhan pada anak perempuan cendrung buruk. Hal ini nantinya mengakibatkan gagal tumbuh pada anak atau stunting.
Lurah Alak juga berpesan agar semua yang hadir dalam kesempatan ini harus menjadi komunikator yang baik agar materi yang didapatkan bisa disampaikan pada keluarga.
Dalam kegiatan tersebut mahasiswa KKN sebagai agent perubahan mengeduksikan kepada masyarakat tentang cara pencegahan stunting dan juga pemberian makanan tambahan. Materi ini dibawakan oleh salah satu mahasiswa KKN yakni Siti Faradilla
Siti menjelakan bahwa untuk mencegah stunting harus berikan ASI yang eklusif sampai 6 bulan, pemberian makanan tambahan yang bergizi, calon suami istri harus dipriksa kesehatannya, pemeriksaan rutin kehamilan dan juga asupan saat hamil dan wajib periksa anak pada posyandu.
”Mencegah stunting kita perlu memberikan makanan tambahan seperti mengikuti program pemberian makanan tambahan, dengan tujuan agar meningkatkan status gizi anak. Maka untuk menindaklanjututi dari itu kami membuat makanan tambahan dengan membuat pudding dari daun kelor kemudian di bagikan kepada setiap peserta yang mengikuti kampanye pencegahan dan penanganan stunting,” ujar Siti.
Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Ketua Pustu Kelurahan Alak, Lita Hayon. Di mana Lita Hayon mengatakan bahwa stunting sudah menjadi isu nasional. Kelurahan Alak sendiri di bulan Mei 2022 anak balita itu mencapai 26 orang, namun belum semua direkap karena masih banyak masyarakatyang tidak hadir di saat posyandu.
Dirinya mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menangani stunting, karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
Menurutnya, anak itu biar gemuk tetapi jika pendek maka tetap dikatakan stunting sehingga hal yang perlu dilakukan dalam mencegah stunting adalah perlunya kerjasama yang baik dari semua pihak.
”Perlu adanya pendamping keluarga untuk mencegah stunting di setiap RT, jadi ketika ada warga yang terdeteksi bisa langsung dilaporkan kepada petugas kesehatan agar dapat memperhatikan masalah kesehatan dari ibu hamil sehingga jangan terjadi stunting pada bayi,” ujarnya.
Ia menambahkan, di Pustu Keluharan Alak sudah mempunyai posyandu remaja sehingga dengan adanya posyandu remaja ini, maka setiap bulan harus aktif dalam posyandu remaja karena sudah ada pemeriksaan ukur tinggi badan, tekanan darah, gula darah, dan anak usia SMP dan SMA sudah diberikan tablet tambah darah agar setiap minggu harus minum karena itu adalah salah satu upaya pencegahan stunting.
Kepala Pustu menekankan kepada remaja bahwa boleh bergaul tetapi jangan sebebas-bebasnya karena hamil dibawah 20 tahun fisiknya belum siap secara matang untuk membuai.
“Stinting juga terjadi pada keluarga yang ekonomi lemah, karena itu kita perlu untuk bekerja sama dengan semua kalangan sehingga mendapatkan sponsor yang baik dalam menangani stunting,” tandasnya.
Laporan: Pither Malaikai