Gotong Royong Warga Takari dan Amfoang Secara Swadaya Bangun Rabat Beton di Kali Noenoni

Oelamasi-InfoNTT.com,- Salah satu ruas jalan alternatif yang menghubungkan Desa Tanini, Oelbiteno serta Fatusuki di kecamatan Amfoang Selatan ke ibukota Kabupaten Kupang, rusak parah.

Beberapa waktu lalu, masyarakat setempat dan pengguna jalan tersebut lalu gotong royong secara swadaya membangun rabat beton. Panjangnya ruas jalan yang rusak tersebut mencapai 70 meter. Gotong royong ini melibatkan ratusan warga masyarakat, yang mana lokais berada tepat di Kali Noenoni, Desa Tanini.

Bacaan Lainnya

Salah satu tokoh masyarakat, Leonard Leomonifu mengungkapkan rasa antusiasme masyarakat dalam mendukung pembangunan jalan rabat beton di kali Noenoni tersebut, agar warga bisa kembali menggunakan ruas jalan dengan nyaman dan aman saat hujan sekalipun.

“Jalan yang dibangun ini menjadi jalan alternatif bagi warga Tanini dan beberapa desa lain di Kecamatan Takari bahkan menghubungkan Desa Fatusuki di Kecamatan Amfoang Selatan,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dengan membangun jembatan di Kali Noenoni agar alur transportasi orang dan barang semakin mudah.

Kepala Desa Tanini Deby Ambrosen Tafetin, juga menjelaskan bahwa kegiatan ini murni dari swadaya masyarakat, jarak rabat yang dikerjakan sepanjang 70 meter. Semua murni sumbangan dari masyarakat Desa Tanini, pemilik armada dan dari Desa Oelnaineno dan Desa Fatusuki.

Deby merincikan, dana yang terkumpul dari swadaya masyarakat sekitar belasan juta rupiah yang digunakan untuk membeli 165 sak semen. Sementara untuk material lokal diambil langsung dari kali Noenoni.

Menurutnya, jalan ini merupakan jalan alternatif paling dekat menuju ibukota Kabupaten Kupang maupun Kota Kupang.

“Desa Tanini menanggung biaya sebesar sebelas juta lebih dan dua desa tetangga menyumbang sebesar tiga juta lima ratus ribu. Ini murni Swadaya masyarakat dan pemilik armada yang ada di wilayah kami,” ungkapnya.

Selama musim hujan, lanjutnya, masyarakat memasarkan hasil bumi dan hasil pertanian melewati poros utama yang menghubungkan Kecamatan Takari. Akses jalan kemudian dikerjakan untuk memudahkan perjalanan dan meringankan biaya transportasi.

Pembagian pekerjaan kata dia, Desa Tanini yang terdiri dari 5 dusun dengan tanggungjawab masing-masing dusun sepanjang 10 meter, dua desa lain pun sama, diberikan tanggungjawab sepanjang 20 meter.

Dirinya sadar bahwa wilayah Kabupaten Kupang sangat luas, lebih baik memulai pekerjaan walaupun secara swadaya sambil menunggu perhatian Pemerintah Kabupaten Kupang.

“Kami sadar bahwa kami juga adalah aparat pemerintah, kami tidak akan tinggal diam, kami akan berusaha keras memperbaiki infrastruktur jalan,” tegasnya.

Dirinya sangat bangga dengan semangat gotong royong masyarakat. Sebagai kepala desa, Ia akan terus mendukung dan bertekad tidak akan berhenti sampai di sini, dengan dukungan seluruh masyarakat dirinya akan membangun sebuah jembatan darurat di kali Noenoni

Babinsa desa Tanini Sertu Eduard Elfeto mengatakan, jalan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat merupakan jalur yang paling gampang dari dan cepat menuju kota. Jalur Sepajang 70 meter dengan kondisi rusak berat dan hampir pasti tidak dapat dilewati kendaraan apalagi saat musim hujan seperti saat ini.

“Jalan yang dibangun merupakan satu – satunya akses alternatif lebih cepat menuju Desa Tanini,” ujarnya.

Yos Lanbana Ketua BPD Tanini menambahkan kondisi jalan yang sulit dilalui, membuat masyarakat secara swadaya dan tidak menunggu bantuan pemerintah. Hal ini agar akses menuju kota lebih gampang dan tidak menimbulkan korban jiwa ketika masyarakat melalui jalan yang terjal.

Sedangkan Ketua BPBD Desa Fatusuki Victor Imanuel Baha juga tampak turut bergotong royong membangun jalan rabat beton agar memudahkan akses transportasi dari dan menuju desanya.

Kondisi jalan tanjakan dan berlumpur sangat sulit dilalui kendaraan. Kesulitan ini turut di rasakan masyarakat memasok bahan pokok serta memasarkan hasil bumi dan hasil pertanian.

“Hasil bumi dan hasil pertanian di desanya sangat banyak, namun lantaran akses jalan yang kurang buruk berakibat biaya angkut menuju pasar sangat mahal,” jelasnya. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *