Kupang-InfoNTT.com,- Pekerjaan hotmix di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang kembali mendapat kritikan masyarakat. Hal dikarenakan adanya beberapa persoalan serius yang seharusnya tidak diabaikan oleh kontraktor hingga berhari-hari.
Petrus P. Moron, salah satu warga Desa Penfui Timur kepada media ini, Kamis (14/10/2021) sore mengatakan, dirinya melihat pekerjaan hotmix jalan Matani yang dikerjakan oleh kontraktor CV. Mater Suprapto sepanjang 1,5 kilometer tersebut progresnya baru mencapai 60 sampai 70 persen.
“Sampai saat ini pekerjaan talud belum rampung seluruhnya, namun ada talud yang sudah dikerjakan, tetapi pada beberapa rusak atau roboh akibat dari mutu yang kurang baik, sehingga ketika ditendang langsung rubuh sekitar 3 meter dan sampai sekarang belum diperbaiki,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Petrus Moron mewakili masyarakat Penfui Timur khususnya Matani sebagai penerima manfaat dari jalan ini meminta pemerintah Kabupaten Kupang dalam hal ini Dinas PU, Tim Teknis, Konsultan Pengawas serta Komisi 3 DPRD Kabupaten Kupang untuk melakukan pengawasan terhadap proyek jalan Matani secara baik dan tegas.
“Kalau dibiarkan berminggu-minggu ini juga soal. Harus ada tindakan tegas kepada kontraktor yang mengerjakan jalan agar jalan yang dikerjakan ini benar-benar bermutu, dan bisa digunakan dalam waktu lama. Kita tahu bahwa Matani ini aktivitas masyarakat sangat tinggi maka jalan pun harus benar benar bagus. Masa talud baru kerja langsung roboh. Ini yang harus dijaga,” ujar Petrus Moron.
Petrus juga memberikan gambaran beberapa persoalan di lapangan, bahwa talud yang roboh sepanjang 3 meter, sudah disampaikan berulang ulang kepada kontraktor dan jawabannya nanti dibongkar yang mutunya tidak baik untuk diperbaiki.
“Ini artinya tidak ada pengawas ketat saat kerja di lapangan. Beruntung masih tahapan kerja, kalau sudah selesai dan jalannya rusak bagaimana? Kontrol ini dilakukan untuk kepentingan publik, kepentingan seluruh masyarakat yang akan menikmati jalan ini,” tegasnya.
Dirinya juga mengkritisi pipa air yang putus di depan pustu Matani. Sudah 2 minggu kejadian yang mengakibatkan banyak orang jatuh, namun nampaknya diabaikan juga. Ini contoh yang kurang baik.
“Kita minta agar disambung kembali sehingga air tidak keluar dan genangi jalan,” kata Petrus Moron.
Pihak CV. Mater Suprapto, Frengki Yapi yang dikomfirmasi media terkait persoalan di atas menjelaskan bahwa terkait talud yabg roboh, akan diperbaiki.
“Itu karena greder yang jatuh masuk ke situ. Di situ belum selesai kerja karena belum buka lantainya, masih kejar yang di depan pustu dulu,” tulisnya melalui pesan WhatsApp.
Sedangkan terkait pipa bocor, Dirinya sebagai kontraktor sudah lakukan komunikasi dengan pihak BLUD SPAM NTT melalui tenaga kerjanya di lapangan, namun hingga kini belum terkonfirmasi karena nomor yang dikontak tidak aktif.
“Besok saya coba komunikasi lagi. Saya sudaj berusaha kontak tapi nomor tidak aktif. Ini kita mau bagaimana? Kalau bisa air ini dimatikan dulu, kenapa dikasih jalan?,” tanya Frengki.
Menurutnya semua kendala di lapangan dan pekerjaan yang rusak masih tanggung jawab CV. Mater Suprapto, dan semuanya akan diperbaiki.
Laporan: Chris Bani