Imanuel Nale Kecewa Dipecat dari Security Puskesmas Tarus dan Gaji 3 Bulan Belum Dibayar

Imanuel Matias Nale

Kupang-InfoNTT.com,- Imanuel Matias Nale, salah satu security di Puskesmas Tarus, Kecamatan Kupang, Tengah Kabupaten Kupang, harus bersusah payah mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya pasca dipecat oleh Kepala Puskesmas Tarus beberapa waktu lalu.

Kepada media ini, Senin (17/5/2021) sore, Imanuel Nale menceritakan bagaimana dirinya menyimpan kekecewaan lantaran harus menerima proses pemberhentian dirinya yang terlihat sangat aneh.

Bacaan Lainnya

“Saya dipanggil oleh kepala puskesmas Tarus yang baru di ruangannya, lalu diminta untuk berhenti bekerja dengan alasan tidak ada biaya untuk membayar gaji saya, karena sudah dialihkan ke penanganan covid-19,” ujar Imanuel.

Menurutnya, jika memang Ia diberhentikan, maka harus memalui regulasi yang benar, karena pengangkatannya sebagai security pun melalui mekanisme yang sah, bahkan ada SK pengangkatan dari kepala puskesmas yang lama.

“Selama saya bekerja tidak pernah buat suatu kesalahan. Bahkan saya kerja tangkap, kadang disuruh fotocopy saja jalan. Diminta bersihakan taman dan potong rumput di lingkungan puskesmas, saya kerja. Tapi kenapa saya diminta berhenti dengan alasan tidak ada biaya. Apalagi saya diberhentikan tidak memakai surat satu pun,” ungkap Imanuel.

Dirinya berharap ada penegasan dari Pemkab Kupang terkait masalah ini, karena sejak diminta berhenti, gajinya selama 3 bulan pun tidak kunjung dibayar hingga saat ini. Gajinya terhitung sejak bulan Januari sampai Maret 2021 belum dibayar pasca diberhentikan.

“Waktu diberhentikan saya juga sempat sedih, karena mau mencari dengan cara apa lagi untuk bisa membiayai anak-anak saya. Jadi saya minta dan berharap kepada Bupati Kupang untuk bisa membantu saya, setidaknya berhentikan saya dengan mekanisme yang benar dan hak saya harus dibayarkan, biar saya bisa menjadikan sebagai modal usaha saya,” ucapnya.

Imanuel Matias Nale sendiri sudah bekerja di puskesmas Tarus sejak bulan Januari 2019. Pasca diberhentikan dirinya hanya mencari sesuap nasi dari kerja serabutan, ditambah lagi dengan keadaan ekonomi memburuk sejak covid-19 merongrong Indonesia serta bencana seroja beberapa waktu lalu.

”Semoga pak Bupati mendengar keluhan saya ini. Saya berharap kejadian ini jangan terjadi terhadap orang lain, cukup di saya saja. Kasihan kalau orang lain juga kena. Apalagi keadaan lagi susah,” tandas Imanuel.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *