Kupang-InfoNTT.com,- Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA), Kamis (16/9/2021) di Hotel Aston Kupang.
Pelaksanaan reforma agraria di Provinsi NTT inj dilaksanakan dengan cara bekerja bersama atau kolaborasi antara semua stakeholder dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang disebut sebagai desain ekosistem, di mana setiap lembaga atau instansi dalam pemerintahan provinsi NTT, ada di dalam satu ekosistem kerja untuk menuntaskan setiap program.
Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe menjelaskan bahwa bersinergi dan berintegrasi wajib dilakukan sehingga semua pihak bisa bersama-sama melaksanakan reforma agraria untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Berangkat dari konsep reforma agraria dalam menata aset dan akses, legalisasi aset tidak akan mencapai kesejahteraan apabila aset yang diterimanya tidak dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu harus dilakukan pemberdayaan terhadap aset yang diperoleh melalui GTRA.
Pada kesempatan tersebut, Jerry Manafe juga menyerahan sertifikat tanah objek reforma agraria (TORA) kepada 10 orang perwakilan dari Desa Naikean, Kecamatan Semau Selatan, sejumlah 350 bidang, yang disaksikan secara langsung Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat.
Gubernur NTT Victor Laiskodat selaku ketua GTRA dalam sambutannya, menyatakan rasa syukur karena ATR/BPN sudah bekerja sangat luar biasa dalam pelayanan publik, berupa pengurusan sertifikat tanah.
“Percepatan yang hebat. Tuntutan zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Zaman dulu sertifikat 5 tahun baru selesai, tapi sekarang dengan terobosan baru, dapat diselesaikan cepat dan tepat,” ujar Victor.
Menurut Gubernur, dirinya banyak bermimpi untuk melihat NTT lebih maju lagi. Khusus ATR/ BPN merupakan pilar utama pembangunan, memiliki keahlian, kemampuan selain menguasai tanah, tata ruang pun demikian.
Mimpi Gubernur NTT yang lain adalah daerah ini memiliki Bank Tanah. Aset tanah di desa mampu dihitung dan tujuannya agar pemimpin tahu potensi dan apa saja yang dimilikinya. Konversi kerugian, bisa diketahui.
“Kebanyakan masyarakat kita, begitu punya sertifikat jualnya suka-suka. Ingat pesam Presiden Jokowi bahwa sertifikat jangan digadai, untuk kawin lagi. Sertifikat jangan digadai untuk beli sesuatu yang tidak penting,” tegasnya.
Gubernur juga memotivasi bahwa tidak ada yang salah jika masyarakat banyak bermimpi untuk kebangkitan NTT. NTT harus jual mimpi, jual visi. Jalan tanpa visi sama dengan mati, jalan tanpa harapan juga mati. Hilang harapan pasti yang dipilih adalah akhiri hidup atau mati, beda dengan hilang ingatan, tetap hidup.
Sebenarnya kemiskinan NTT menurut Victor, terjadi karena intervensi pemerintah terhadap potensi-potensi yang ada di daerah tidak maksimal. Dibawah Pemerintahannya, desain tata ruang harus mampu hitung aset-aset yang berdiri di atas tanah.
Menutup arahannya, sebagai orang beriman, Gubernur berpegang teguh pada firman Tuhan yaitu “Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.
Dijelaskannya, saat pemerintah bekerja sepenuh tenaga tanpa lelah untuk kebaikan daerah, lalu ada kritikan maka bukan sebuah persoalan. Dirinya akan terus berupaya melakukan pekerjaan luar biasa.
“Saya ingin menyulap pulau Sebagai sebagai pulau indah yang hebat, pulau penuh musik dengan mendatangkan banyak penyanyi-penyanyi hebat ke sana,” ujarnya.
Rakor ini dihadiri Wakil Menteri ATR, Kepala BPN Kabupaten dan kota se-Provinsi NTT, Wakil Walikota Kupang, Tim GTRA, serta undangan lainnya.
Laporan: Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Kupang