Oelamasi-InfoNTT.com-,Kepala Desa Oemolo di Kecamatan Amabi Oefeto Timur, Kabupaten Kupang tidak henti-hentinya membuat inovasi di desa bersama dengan badan pengurus PKK dan masyarakat. Demikian pantauan media ini, Jumat (24/01/2020) di Kantor desa Oemolo ketika badan pengurus PKK menyerahkan hasil kain tenun yang digagas lewat program tenun ikat .
Kepala Desa Oemolo, Kornelis Babys mengatakan bahwa dirinya senantiasa tanpa lelah mengajak masyarakat desa Oemolo untuk terus semangat membangun komitmen inovasi desa, dan tahun 2019 difokuskan pada tenun ikat. Program ini dimasukan dalam RKPDes dan dianggarkan di tahun 2019 senilai 15 juta rupiah.
”Anggaran itu untuk membeli benang, alat tenun, dan lainnya. Kemudian dibagikan ke ketua PKK bersama anggota anggota PKK, sehingga mereka mulai bekerja dan hari ini menghasilkan 24 selimut, 24 sarung serta 48 salendang,” ungkap Kornelis.
Dengan adanya hasil ini di tahun 2019, maka badan pengurus PKK Desa Oemolo sudah menyerahkan ke Pemerintah Desa Oemolo dan disepakati untuk dijual, tetapi tidak dijual enceran atau satu per satu, tapi jualnya per paket, yaitu satu selimut, satu sarung dan 2 selendang dengan harga per paket 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah).
“Total semua ada 24 paket, di kali dengan 1.500.000 maka dengan sendirinya PKK berhasil memberikan pendapatan senilai 36 juta rupiah, lalu dikurangi dengan pengeluaran dana desa 15 juta rupiah, maka PKK berhasil menghasilkan uang lewat inovas tenun ikat senilai 21 juta rupiah,” ujar Kades muda ini.
Kornelis Babys mengatakan bahwa sebagai pemimpin, semua program itu harus ada komitmen, jangan berpikir semua masyarakat mau bekerja baru pemimpinnya bekerja, tetapi kalau ada masyarakat yang mau kerja harus didukung, karena dengan kekonsistenan tersebut dengan sendirinya program itu akan berhasil.
“Seorang pemimpin pasti ada tantangan, jadi untuk itu saya sebagai kepala desa menyampaikan kepada badan pengurus PKK beserta anggota bahwa tantangan itu bisa membuat kita menjadi lebih dewasa. Saya berharap semua anggota PKK ke depannya bisa meningkatkan lagi kreatifitasnya, karena suksesnya sebuah desa itu bukan dilihat dari enaknya saja, tapi pahitnya proses juga harus dilalui dan dinikmati,” ujar Kornelis.
Laporan: Sigit Seran