Persidangan Istimewah IV Klasis Kupang Tengah Menekankan Ekologi dan Ketahanan Pangan

Gubernur NTT ketika menghadiri pembukaan persidangan Klasis Tengah. (Foto by Lili Boimau)

Kupang-InfoNTT.com,- Jemaat GMIT Bet’El Maulafa menyelanggarakan persidangan Klasis Istimewah IV Klasis Kupang Tengah dan Persidangan Majelis Klasis Kota Kupang Timur pada Rabu (15/01/2020) di Gereja Bet’El Maulafa, Kecamatan Maulafa, kabupaten Kupang.

Persidangan ini bertujuan mengevaluasi program pelayanan tahun sebelumnya yang dihadiri oleh Ketua Sinode GMIT Pendeta Dr. Merry Kolimon, Wakil Bupati Kupang, dan para Ketua Majelis Klasis. Persidangan ini sendiri mengusung tema “Roh Tuhan Menjadi dan Membaharui Segenap Ciptaan” dan sub tema “Roh Tuhan Berkuasa Atas Gereja, Masyarakat dan Semesta”.

Bacaan Lainnya

Ketua Majelis Jemaat Bet’El Maulafa, Pendeta Lorine Lena-Foeh dalam sambutannya mengatakan saat ini ada 7 bahkan 8 kelompok petani organik di Jemaat Bet’El Maulafa.

“Awal saya di sini melihat banyak batu yang tajam dan keras tapi saya berbisik pada Tuhan, Tuhan kasih apa yang bisa kami buat? maka akhirnya saat ini ada 7 bahkan 8 kelompok organisasi petani yang ada di jemaat ini, kebetulan saya juga sebagai ketua petani organik Kota Kupang yang akhirnya relasi-relasi itu mulai terbangun, sehingga dengan proses ini, kita mendapat bantuan 3 sumur bor,” ungkap Pendeta Lorine Lena-Foeh.

Keunggulan dari hasil kebun Jemaat Bet’El Maulafa adalah semua pupuk menggunakan pupuk organik yang dibuat sendiri oleh jemaat. Hal ini dilakukan oleh jemaat dengan alasan bahwa saat ini banyak penyakit yang disebabkan oleh makanan atau minuman yang sumbernya dari bahan kimia.

“Selama saya disini, saya bekerja sama dengan jemaat untuk membangun kehidupan jemaat yang lebih sejahtera, karena ketika jemaat sejahtera, maka anak mereka ke depan akan menjadi anak-anak yang cerdas dan sehat,” lanjut Pendeta Lorine.

Sedangkan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya memberi apresiasi kepada Pendeta Lorine yang telah menjadi Penggerak perubahan bagi Jemaat Bet’El Maulafa. Di mana sudah mengetahui cara bagaimana mengubah daerah yang berbatu ini menjadi sesuatu yang berguna adalah pekerjaan hebat yang terpanggil untuk mensejahterakan masyarakat.

Diakhir sambutannya, Viktor Bungtilu Laiskodat mengharapkan adanya sekolah (Paud) yang dikelolah langsung oleh gereja Bet’El Maulafa. Dengan alasan bahwa kesiapan generasi penerus harus dimulai dari dini, agar kecerdasan anak- anak sudah disiapkan secara matang dan berkala dengan baik.

Sebelum dilanjutkan dengan acara persidangan, Gubernur NTT bersama Ketua Sinode GMIT dipersilakan untuk memukul gong menandakan telah dibuka persidangan Klasis dan dilanjutkan dengan penyerahan anakan tanaman nangka, marungga, jati putih oleh Geburnur NTT dan Ketua Sinode GMIT kepada para pendeta yang hadir.

Pantauan media ini, kegiatan dimulai tepat pukul 08:30 WITA, yang diawali dengan acara penjemputan Gubernur NTT di depan Gereja Bet’El Maulafa yang diiringi dengan Tarian Adat Helong dari Pulau Semau. Selain mengikuti pembukaan persidangan klasis, Gubernur NTT juga mengelilingi perkebunan jemaat yang berada di depan gereja Bet’El Maulafa.

Laporan: Eudoksia Susu

Pos terkait