Pantauan Marten Tualaka, Korban Banjir Terpaksa Minum Air Hujan

Ketua Komisi IV DPRD TTS Marten Tualaka ketika bersama warga di lokasi banjir

Soe-infoNTT.com,- Dalam upaya mengantisipasi terjadinya bencana banjir di desa Meusin, Baus , Skinu dan Fatumanufui, Ketua Komisi IV DPRD TTS Marten Tualaka melakukan pemantauaan langsung, Senin (25/05/2020) ke lokasi yang terkena banjir akibat hujan beberapa hari lalu.

Kepada media ini, Marten Tualaka mengatakan, di antara beberapa desa tersebut ada 2 titik yang terkena luapan banjir dari kali mati Halmati dan Noeponof. Kedua desa tersebut yakni Meusin da  Fatumanufui, akibatnya rumah warga di kedua desa tersebut digenangi air banjir.

Bacaan Lainnya

Sedangkan desa Baus dan Skinu terjadi banjir yang diakibatkan dari 2 deker yang ada di jalan umum tidak bisa menampung air, sehingga meluap ke badan jalan dan lanjut ke rumah warga.

“Ada rumah warga yang digenangi air banjir dan ada beberapa titik juga rumah warga yang digenangi lumpur. Sedangkan jalan umum di Omoel (Fatumanufui) hampir putus karena landasan deker sudah terlepas karena dikikis air dan ada perkebunan warga juga yang hanyut dibawa banjir. Saat ini kepala desa sedang mendata semua kerugian dari warga,” ujar politisi Hanura ini.

Marten Tualaka ketika memantau kondisi warga akibat banjir

Marten menambahkan, dirinya sudah bertemu dengan kepala desa Skinu, Meusin, Baus dan Fatumanufui untuk mendata sekaligus terus memantau keadaan masyarakat.

“Dari hasil pantauan, masyarakat sangat kesulitan air bersih. Kirinya BPBD bisa segera membantu retrebusi air bersih ke masyarakat karena selama ini mereka minum dari air curah hujan saja,” ungkap Ketua DPC Hanura TTS ini.

Marten juga meminta pemerintah agar melakukan normalisasi kedua sungai yang bocor tersebut agar masyarakat tidak gelisa lagi. Tindakan normalisasi harus segera ditindaklanjuti demi kenyamanan masyarakat kedepannya.

Sedangkan data lapangan saat ini, ada 190 KK di desa Skinu yang terkena banjir. Masyarakat pun lebih memilih menetap di rumah ketimbang harus mengungsi.

“Sedangkan desa Baus air menggenangi 1 rumah warga sedangkan di desa Meusin kurang lebih 6 KK harus direalokasi karena rumah mereka banyak lumpur yang mengakibatkan mereka sulit untuk masak dan beraktivitas di dalam rumah,” jelas Marten Tualaka.

Laporan: Welem Leba

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *