Menginjak Usia Emas, SMK Swastisari Kupang Telah Torehkan Berbagai Prestasi

Acara pemotongan tumpeng pada usia emas SMK Swastisari Kupang (Foto: Lily Boimau)

Kupang-InfoNTT.com,- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swastisari Kupang yang didirikan pada 12 januari 1970 ini, baru melaksanakan pesta emasnya yang ke-50 tahun, Sabtu (18/01/2020) di Aula STIE Oemathonis Kupang, Jalan Frans Seda Kota Kupang.

Ketua panitia Martin Tokan dalam sambutannya mengatakan, kegiatan syukuran ini baru dilakukan karena ada beberapa perimbangan teknis dari beberapa pihak. Pesta emas ini diawali dengan misa syukur yang dipimpin Romo Rudi, Pater Arkadius dan Romo Michael yang merupakan salah satu alumni SMK Swastisari Kupang.

“Adapun kegiatan-kegiatan dalam mengisi pesta emas SMK Swastisari, yakni donor darah, jalan santai di Area Car Free Day, ziarah ke makan pendiri sekolah, seminar, dan bakti sosial” ujar Martin Tokan.

Kegiatan ini pun tidak hanya dihadiri oleh para siswa dan alumni yang mengenakan tenunan NTT, tetapi juga dihadiri oleh Wakil Gunernur NTT dan Kepala Dinas Pendidikan NTT.

Menurut Kepala Sekolah SMK Swastisari, Sr. Yohana Liu, SSpS, S.Pd dalam sambutannya mengungkapkan bahwa sejak didirikan, SMK Swastisari hanya memiliki satu jurusan yaitu tata buku atau akutansi. Pada tahun 1980-an pihak sekolah mengajukan program studi pemasaran atau bisnis.

Pada saat itu pula masih memakai gedung SMPK Naikoten Kupang dan tahun 1985 pindah ke Kuanino dengan menggunakan fasilitas dan gedung sendiri. Akhirnya pada tanggal 2 mei 2011 SMK Swastisari pindah ke Jalan Fans Seda Wali Kota dan bergabung bersama STIE Oemathonis Kupang dibawah lindungan Santo Aloysius.

Wido Fulbertus dalam sambutannya selaku perwakilan dari alumni juga menceritakan, di mana pada awal tahun 1990-an siswa SMK Swastisari juga pernah diutus oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kupang untuk mengikuti kegiatan pertukaran Palang Merah Remaja di Jepang selama tiga bulan.

Lanjutnya, 50 tahun berdiri sekolah ini adalah momen bersejarah, di mana ada beberapa spirit yang mendorong Aloysius Assan selaku bapak pendiri untuk mendirikan sekolah ini. Pertama,  melihat kondisi sosial ekonomi yang saat itu sangat memprihatinkan. Kedua, kesehatan masyarakat yang memburuk dan terjadinya busung lapar. Ketiga, terbatasnya lembaga pendidikan saat itu, dan yang keempat, sebuah wadah misi dimana sekolah ini dijadikan sebagai sarana untuk berpartisipasi dalam mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan sekaligus wadah pembinaan dan pengembangan iman generasi muda guna melancarkan panggilan hidup sesuai rencana Tuhan, sehingga banyak alumni ini yang menjadi pastor, pendeta dan suster.

Sr. Yohana juga mengatakan, SMK Swastisari juga mempunyai harapan dan keinginan untuk meluluskan siswa yang bernilai dan berkarakter, yakni setelah lulus dari SMK Swastisari, para siswa mampu hidup mandiri, profesional, berprestasi, dan mampu bersaing di nasional maupun internasional.

Guna memeriahkan acara ini adapun persembahan tarian daerah dari para siswa, pemotongan tumpeng, dan penanam anakan pohon sebagai tanda bahwa pihak sekolah mendukung program kerja pemerintah.

Laporan: Eudoksia Susu

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *