Menggugah Empati

gambar diunduh dari merdeka.com

Menggugah Empati

Seorang pengguna aplikasi media sosial FB menulis pada profilnya sebagai Konsultan Pendidikan Karakter Keluarga dan Stimulasi Kecerdasan Anak. Ia pernah belajar di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Satu universitas yang tidak diragukan lulusannya di NKRI ini. Tentu saja sang pengguna medsos ini dengan latar pendidikan seperti itu pun pasti tidak perlu diragukan lagi kompetensi dan kapabilitas dirinya.
Di akun grup FB Nadiem Makarim, ia menggugah para guru agar bijak menyikapi persoalan tragedi susur sungai yang berdampak luas dan menjadi perhatian publik di NKRI, khususnya antara guru dan para orang tua dan keluarga korban.
Siapapun, pasti berempati pada keluarga dan orang tua para korban yaitu para siswa yang terbawa arus banjir sungai ketika kegiatan susur sungai dilaksanakan. Simpati dan empati itu telah dinyatakan dalam wujud kehadiran di tempat kedukaan bagi yang sempat ke sana, tetapi juga pernytaan-pernyataan melalui berbagai media, pula mungkin tulisan-tulisan artikel populer yang membahas hal-hal ini, termasuk berita-berita yang seringkali membuat suasana makin adem atau bahkan sebaliknya.
Situasi dimana para tersangka diplontos kepalanya menjadikan para guru berada pada posisi pro-kontra. Ketua Umum PGRI Pusat bersama rombongan sempat mendatangi dan bertemu dengan para tersangka untuk mendengarkan secara langsung dari mulut mereka, sesungguhnya kegiatan dan peristiwa itu sendiri. Dari sana, pernyataan-pernyataan sang Ketua Umum melalui wawancara di media televisi swasta nasional memberi pencerahan agar para guru tidak baperan.
Ini kemudian menerbitkan pula sejumlah berita yang dikutip oleh sang Konsultan Pendidikan Karakter Keluarga dan Stimulasi Kecerdasan Anak. Ia menghimbau, sekali lagi agar para guru bersikap bijaksana pada persoalan ini, oleh karena ada paling kurang tiga pihak yang mesti dijaga kehormatan mereka, keluarga dan orang tua siswa yang menjadi korban susur sungai, para tersangka dan keluarganya, serta pihak penegak hukum.
Kita perlu memberikan dukungan moril atau bentuk dukungan lainnya agar mereka para keluarga dan orang tua korban ikhlas pada peristiwa duka ini. Sementara para tersangka pun patut untuk mendapatkan perlakuan adil di depan hukum, dan pihak perangkat pelaksanaan hukum mulai dari kepolisian, kejaksaan hingga pengadilan, biarlah semuanya menjalankan tugas secara profesional tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun.
Heronimus Bani

Keadilan bagi semua orang. Kebijaksanaan datang dari semua orang yang bijak menyikapi suatu persoalan. Oknum guru yang baper, mestinya lebih bijak lagi menyikapi persoalan ini, posisikan diri pada orang tua, atau pada penegak hukum. Dari sana ada pembelajaran bermakna.

 
Minggu, 01 03 2020

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *