Tambaloka-InfoNTT.com,- Kolaborasi harmonis antara Asosiasi Desa Wisata (Asidewi) dengan manajemen Livein dan disuport oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta dukungan Pemda Kabupaten Sumba Barat Daya, resmi diluncurkan aplikasi Desa Wisata Ratenggalo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Acara launching dilakukan di Lopo Rumah Jabatan Bupati Sumba Barat Daya, Sabtu (12/12/2020) malam, usai acara pembukaan di kampung Adat Ratenggalo, Desa Maliti Bondoate, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD).
“Aplikasi ini sudah bisa dawnload dan diakses melalui gogle PlayStore untuk versi android. Hari ini kita luncurkan juga untuk 12 Desa Wisata dari 12 Kabupaten di Indonesia, serta disaksikan secara live oleh 12 negara,” sebut CEO Livein, Maulidan Isbar usai acara peluncuran di Rujab Bupati SBD.
Disebutkan Maulidan, pihaknya bersama dengan manajemen Livein hanyalah sarana perceptan dari banyaknya kebutuhan masa depan yang diinginkan oleh pemerintah daerah bahwa Desa Wisata merupakan masa depan pariwisata Indonesia.
“Kami hanya membantu dari sisi teknologinya, untuk mempertemukan masyarakat Desa Wisata dengan para wisatawan penikmat diseluruh dunia untuk lebih mudah dan cepat berkonekasi satu sama lain. Kami mengharapkan keterlibatan teman-teman media untuk mewartakan kepada publik agar lebih banyak orang mengakses Livein sebagai aplikasi yang mudah dalam mencari, memesan dan bertransaksi terkait Desa Wisata,” katanya.
Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. Hari Santosa Sungkari mengatakan, momentum peluncuran aplikasi Desa Wisata itu merupakan gabungan antara ekonomi kreatif dan pariwisata.
”Aplikasi digital ini merupakan ekonomi kreatif dan disini dukungannya untuk meningkatkan pariwisata meskipun pandemi Covid-19 menyebabkan pariwisata sebagai sektor yang paling terdampak tidak hanya di Indonesia tetapi uga seluruh dunia. Namun kami mempunyai strategi bagaimana terus meningkatkan kesiapan destinasinya dan salah satunya adalah desa wisata yang di seluruh Indonesia ada 244 desa wisata yang kita bangun sampai 2024,” katanya.
Disebutkan Deputi Hari, peluncuran itu tidak saja sebuah aplikasi tetapi sebuah alat yang juga untuk pemberdayaan masyarakat di desa-desa wisata. “Walaupun mereka itu ada di desa, tetapi kita persiapkan mereka agar memberikan pelayanan yang berstandart internasional, jadi layanannya sama seperti di hotel-hotel. Dan kami sangat gencar untuk memperbaiki destinasi desa wisata,” ujar Hari.
Bupati SBD dr. Kornelius Kodi Mete mengaku kagum karena menurutnya, peristiwa peluncuran itu merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Sumba karena menurut dunia luar, Sumba adalah pulau terindah di dunia. Semuanya itu ada di desa.
“Momentum hari ini menunjukan kepada dunia bahwa mereka yang di desa-desa semakin kuat bahwa meskipun mereka di desa tetapi mereka bisa, atas hadirnya Asidewi dan Livein. Semoga kita terus berkolaborasi untuk memastikan bahwa desa-desa di Sumba akan maju dan dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia,” sebut Bupati Kodi Mete.
Sedangkan Ibu Bupati Trenggalek Ny. Novita Hardini yang turut serta dalam acara launching itu mengaku kagum dengan keindahan alam dan istiadat di pulau Sumba. “Satau kehormatan bagi saya dari Trenggalek, yang sudah lama bermitra dengan Asidewi dan Livein, dan ini kali kedua saya datang di Sumba yang selalu menakjubkan,” sebut isteri Bupati Terenggalek.
Novita memberikan apresiasi kepada Livein yang sudah melaksanakan Sebagian dari cita-citanya di Sumba bersama orang berkompeten teruatama Asidewi. “Bagi saya jika ingin memajukan pariwisata di desa selain alamrayanya tetapi juga kekuatan itu ada di adat istiadat dan budayanya yang selalu membuat turis asing dan lokal tidak bisa menemukannya di tempat lain, dan itu masa depan dan keberhasilan Desa Wisata di Indoensia,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata (Asidewi), Andi Yuwono S.Sos.,M.Si mengatakan, Desa adaah sebuah penghidupan yang menghidupi, dan desa adalah sebuah harapan dan masa depan. “Asidewi berkomitmen untuk membangun Indoensia dari pinggiran sesuai visi Bapak Presiden Joko Widodo bahwa membangun desa sebuah keniscahayaan, karena pendemi memberikan pelajaran yang luar biasa, kalau dulu orang urbainsasi dari desa ke kota, maka hari ini orang kota akan berbondong-bondong ke desa karena desa adalah sumber penghidupan dan harapan masa depan,” katanya.
Menurut Andi, Desa Wisata butuh naik kelas dari klasifikasi desa rintisan, desa berkembang dan desa maju/mandiri. “Hari ini banyak sekali desa-desa yang berinisiatif secara mandiri di desa yang perlu kehadiran stekholders. Saya mengharapkan dengan adanya Livein, desa-desa ini bisa naik kelas dari rintisan menjadi berkembang, dan dari berkembang menjadi mandiri,” sebut Andi.
Dikatakan Andi, salah satu bukti konkrit apersia keberhasilan Desa Wisata adalah dari kunjungan wisatawan, bukan dari award dan sebuah selebrasi yang dibuat hanya sementara. “Apresiasi konkrit itu adalah ketika ada tamu yang datang berkunjung dan dia akan kembali lagi dan membawa temannya yang lebih banyak karena ada sesuatu yang bisa didapat dan ada kenangan indah di Desa Wisata,” ujarnya.
Asidewi, kata dia, akan terus berkolabirasi dengan Livein untuk selalu meningkatkan kapsitas SDM di desa dan menyehatkan manajemen kelembagaan di Desa Wisata, karena turisem is bisnis.
“Pariwisata adalah bisnis sehingga jika tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan preseden buruk. Asidewi punya beban moral membangun desa yang lebih bermoral, lebih maju dan ada penghidupan disana,” pungkasnya.
Turut serta dalam acara peluncuran itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Wayan Darmawa, Ketua DPDAsidewi NTT Yanto Kore Mega dan Ketua DPC Asidewi Sumba Barat Daya Afrianus Hezron Mawo, ST. (*Tim)