Apa kabar Sabtu Pagi ini?

gambar: istimewa ranah publik

Apa Kabar Sabtu ini?

Pagi – pagi ini suasana wilayah desa, terdengar kicau burung di mana-mana. Pagi ini bahkan lebih ramai dari pagi kemarin dan kemarinnya lagi. Apakah burung-burung sedang amat senang?
Mungkin ya. Saya mencoba menelisik pada kicauan berceracap.
Kami sungguh bergembira. Telah terjadi perubahan pada sikap dan gaya hidup manusia kampung. Mereka yang biasanya memegang katepel dan senapan angin, tiba-tiba diam saja di rumah.
Kami sungguh bersuka. Bunga dan buah dari pohon-pohon liar di hutan tiada makhluk manusia yang menyentuhnya pada beberapa waktu itu. Kami menikmati tanpa gangguan. Kami dapat terbang bebas dari satu ranting ke ranting lainnya, dan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Kami sungguh bergirang, ekosistem sedang menyehatkan diri walau sambil merasa was-was apakah makhluk manusia akan terus merayat di rumah selamanya? Atau apakah makhluk manusia akan sadar pentingnya ekosistem dimana ada saling ketergantungan?
Kami sungguh senang, bahkan cacing tanah yang licin tubuhnya dapat bermain di permukaan tanah hingga bangsa kami dapat dengan mudah bercengkrama dengan mereka untuk mendapatkan makanan. Bila ada bangsa kami penikmat serangga, oh… kami bebas berjingkrak bagai pedansa di pestanya makhluk manusia. Mereka dilarang berdansa saat ini, kami boleh berdansa menikmati tenangnya ekosistem kami.
Kami ada dalam kampungmu, membawa kabar ini pada makhluk manusia. Biarlah suasana hari-hari ini dapat memberi pelajaran pada makhluk manusia betapa ketergantungan antarmakhluk hidup di bumi ciptaan Tuhan. Manusia bukanlah satu-satunya penguasa alam, tetapi mereka justru mesti menjadi pemelihara alam bukan perusak.
Kami ada harapan dalam lagu pagi dan petang. Jika makhluk manusia menyadari kekeliruan dan kesalahan mereka selama ini dalam mengelola alam. Bila kesadaran itu ada, kami akan terus bernyanyi di dekat mereka sepanjang masa, dan kami akan bersahabat dengan mereka sebagai Tuan dan Puan atas alam ini ketika Sang Khalik memberi mandat itu pada mereka.
Heronimus Bani

Lagu pagi terasa indah dengan cerita seperti itu. Aku merenungkannya. Mengapa manusia tidak menyadarinya?

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *