TMMD Kodim 1604/Kupang Menjahit Luka di Perbatasan Oepoli

Kondisi awal tiga bangunan yang menjadi target pembangunan fisik TMMD ke-105 Kodim 1604/Kupang Tahun 2019

Oepoli-InfoNTT.com-, Usia yang hampir mencapai tujuh puluh empat tahun, bukanlah rentang waktu yang pendek. Para pemegang kendali pemerintahan dengan segala hal yang diusahakan, mengusahakan pula agar kemakmuran segera dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Rasa nyaman dan tentram terus digalang. Walau di sana-sini masih ada drama yang dramatis menuju singgasana kekuasaan, tetapi masyarakat tetap harus menjadi perhatian bersama segala sumber daya di mana mereka menjadikannya sebagai pemuas kebutuhan.

Bacaan Lainnya

Dari ujung negeri, terlihat seperti sepotong nan cukilan luka menganga menanti sentuhan kemakmuran dan kesejahteraan. Luka yang mungkin tak seberapa sakitnya itu tetap terasa sakit pada masyarakat setelah Timor Leste melalui referendum memilih berpisah dari NKRI.

Oepoli. Satu titik perbatasan NKRI – RDTL. Wajah dan garis depan NKRI pada negara tetangga, kira-kira demikianlah kalimat bernuansa politis yang dapat ditempatkan di area ini.

Lalu, apakah wajah dan garis depan mendapatkan sentuhan agar luka kecil yang dirasakan masyarakat dapat disembuhkan? Tentunya tidak, ini hanya menjahit.

Yakob Bois, seorang warga di Oepoli berkisah, hingga sekarang masyarakat Oepoli masih menjadi warga negara NKRI tercinta. Mereka (masyarakat Oepoli) tidak menjadi bagian dari RDTL karena telah jatuh cinta teramat dalam pada dwi warna, merah-putih.

“Kami berdarah dalam sejarah integrase dengan NKRI. Kami berdarah ketika terjadi dis-integrasi yang melahirkan RDTL. Walau begitu, kami tetap memberi diri untuk tetap berada di pelukan dan pangkuan NKRI, bumi pertiwi,” ucapnya kepada penulis ketika bersua di teriknya matahari perbatasan.

Yakob Bois bukanlah seorang pejabat. Ia hanya warga masyarakat biasa. Tidak ada pembangunan yang dirasakan sampai saat ini, bahkan rumah ibadah pun tidak menjadi perhatian. “Kami tetap toleran antar umat beragama sebagaimana sudah diajarkan oleh ideologi bangsa ini,” tegasnya sambil menebar senyum, sebagai yang paling mudah dan mungkin dapat berbicara dengan penulis, ia dibisiki sesuatu untuk disampaikan.

TNI Manunggal Masyarakat Desa (TMMD) ke-105 yang dibuka di Oepoli, Amfoang Timur, Kabupaten Kupang. Acara pembukaan ini menghadirkan masyarakat dalam upacara, masyarakat pedesaan di perbatasan dan perwajahan NKRI hadir dengan tampilan yang sederhana, yang tidak sama dengan tampilan masyarakat perkotaan. Sudah demikian adanya masyarakat pedesaan.

TMMD, diarahkan kepada kesatupaduan masyarakat dan TNI dalam membangun wilayah di mana mereka berada. Berpuluh tahun sebelum dis-integrasi, masyarakat menghuni rumah-rumah beratapkan daun. Rumah tempat ibadah yang disebut ka’abah pun beratapkan daun berdindingkan pelepah.

Bagai mendapatkan mujizat setelah berpuluh tahun berbisik pada Yang Kuasa, medio 2019, bangunan darurat ini mendapatkan perhatian. TMMD ke-105 oleh Kodim 1604/Kupang hadir untuk mengobati dan menjahit sebahagian luka agar mereka merasakan kenikmatan hidup bersejahtera.

Masyarakat desa Nunuana, aktif Bersama anggota TNI membersihkan luka itu yang bagai telah tertimbun debu hingga bernanah dan berbau. Tapi, bukanlah hal itu akan mengakhiri seluruh upaya mencapai kesejahteraan? Bagi masyarakat desa Nunuana, membangun rumah gereja yang representative saja sudah sangat membantu mereka. Mereka dapat menghadap hadirat Sang Kuasa dengan ketenangan bathin, sambil terus membisikkan kepada-Nya segala pergumulan mereka.

Mereka pun tak akan berpangku kaki-tangan menungguh mujizat semata. Usaha dan kerja keras, paling tidak untuk mengantar generasi muda mereka ke jenjang sekolah yang baik terus diusahakan.

Seperti pelangi yang dikenal mewah karena campuran warnanya, itulah kerja sama yang terbangun oleh masyarakat serta TNI khususnya Kodim 1604/Kupang untuk membangun Rumah Ibadah (Ka’abah) dan dua bangunan lain tempat berteduh pimpinan rumah ibadah di sana. “Syukurlah, hal yang prioritas yaitu iman, telah mendapatkan perhatian sehingga para muda di tempat kami akan kami didik untuk menjadi orang-orang yang beriman dan memiliki etos kerja serta toleransi hingga cinta tanah air,” Romo Yos Binsasi bersyukur dan berharap demikian.

Pembangunan yang perlu mendapatkan prioritas, iman. Iman memperkuat rasa cinta pada keluarga, sesama dan kepada bangsa dan negara. Iman yang kuat dan pengajaran yang rapih sebagai doktrin pada anak bangsa, akan mengantar mereka pada kecintaan tak terbatas pada negara. Berjuang mati-hidup mempertahankan negeri ini, khususnya wilayah perbatasan dan wajah NKRI sudah harga mati.

Anggota TNI-Kodim 1604/Kupang harus menempuuh jarak ratusan kilometer untuk mencapai daerah ini. Semangat tanpa keluhan sontoloyo tak meredupkan tekad membara. “Misi utama kami, menjaga perbatasan NKRI di wilayah ini agar tetap aman dari gangguan baik internal maupun ekternal,” sambutan Dandim 1604/Kupang, Letkol Kav.FX Aprilian Setyo Wicaksono, S.Sos yang menjadi penggerak hadirnya sentuhan pada masyarakat perbatasan ini.

Bagi Letkol Kav.FX Aprilian Setyo Wicaksono, S.Sos, datang ke perbatasan Oepoli karena ingin menunjukkan bahwa, masyarakat tidak sendirian. Tiga puluh hari kerja bersama masyarakat, waktunya belumlah cukup. Namun, harapannya, dalam tenggat waktu yang hanya sebulan ini, dapat bersatupadu dalam kemanunggalan sebagai masyarakat dan TNI.

“Ingatlah pula bahwa TNI adalah anak kandung masyarakat. Maka, tak elok bila kami tak melirik pada orang tua yaitu masyarakat yang melahirkan TNI. Tugas yang kami angkat Bersama masyarakat ini menunjukkan kecintaan kita Bersama pada NKRI ini.” Pernyataan Letkol Kav. FX Aprilian Setyo Wicaksono, S.Sos mengakhiri sambutan dengan harapan, dukungan pemerintah daerah menjadi yang turut menyuntikkan percepatan pembangunan di daerah ini.

Bila itu terjadi, proses memberi penyembuhan pada tubuh yang terluka akan semakin terlihat, di sana wajah-wajah sumringah akan terlihat menyambut matahari pagi dengan semangat dan gaya ekselent.

Sekretaris Daerah Kabupaten Kupang yang mewakili bupati, pun ikut mengapresiasi langkah TNI dan masyarakat yang berpadu dalam TMMD ini. “Saya perlu memberikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian dan kontribusi TNI pada daerah ini. Mewakili bupati, pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kupang menyampaikan berlimpah terima kasih. Kiranya akan terus diprogramkan untuk waktu yang akan datang,”kata Obed Laha dalam sambutannya.

TMMD ke-105 ini akan mengerjakan rumah ibadah dan dua rumah hunian di sampingnya. Semuanya dikerjakan Bersama-sama dengan masyarakat yang juga umat beragama di daerah ini. Kebersihan lingkungan dan jalan-jalan desa turut menjadi perhatian pada TMMD kali ini.

Penulis: Noeldy Sandi Lette

Editor: Heronimus Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *