Oleh: D. Roy Wijaya
Direktur Departemen Kominfo Dewan Pimpinan Nusantara Agung, Poesaka Noesantara Kembali
(Dep Kominfo DPNA- PNK)
Masih saja dan tak kunjung insyaf. Sekali lagi teror menggertak impresi, membuyarkan ketenangan khalayak. Sebuah pos penjagaan diledakkan aksi bunuh diri, menurut kabar berita kemarin. Sebuah bom dengan target aparat yang dalam kamus tertutup dan sandi lawan mereka, Toghut modern atau musuh agama.
Bagaimana relung iman dikonstruksi berdasarkan persekutuan antara yang banal dengan yang sakral?, Anti-human dengan teologi, Kekerasan dengan agama?. Apa iya, Sarkasme berbekal menghilangkan nyawa diri dan liyan dapat menarik perhatian sehingga tuhan luluh kemudian Bidadari luxury adalah piala sesampainya di surga?. Janggal tapi sepertinya ada saja yang mengimani.
Dan pada faktor yang lain, tak pernah ada otoritas resmi yang lantang menjamin masa akan datang bebas dari ancaman teroris. Mungkin besok akan terjadi lagi, kendati dunia dengan sekian ekspresinya tak jeda mengutuk.
Belakangan di Indonesia, -sekian temuan dari rentetan kejadian- tren pelaku terdiri dari anak-anak dan perempuan.
Semoga kita semua awas waspada. Selamatkan keluarga kita dari daya tarik ilusi ideologi teror dan kenekatan menyelewengkan doktrin agama. Cukuplah people power di enteng-entengin. Transformasi teror sebaiknya jangan ada enteng-entengan. (***)