Terobosan Camat Amarasi Selatan Mewarnai HUT RI di Buraen

Buraen-InfoNTT.com,- Terobosan baru digagas Camat Amarasi Selatan, Jeckson M. Baok. S.Pd mewarnai rangkaian kegiatan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 74 Tingkat Kecamatan Amarasi Selatan, Sabtu (17/8/2019) di Buraen.

Terobosan baru yang menarik perhatian masyarakat pada perayaan HUT proklamasi tahun ini di Kecamatan Amarasi Selatan,  yaitu peluncuran Destar Amarasi (Piru’ Amarasi).

Bacaan Lainnya

Diwawancarai media ini usai upacara pengibaran bendera Merah Putih, Jeckson mengatakan bahwa sejak dulu orang Amarasi menggunakan Destar yang terbuat dari kain batik. Terobosan tahun ini dibuat atas kesepakatan bersama antara pemerintah desa, Tokoh Adat dan pemerintah kecamatan dalam suatu Forum sebelumnya. Hal ini merupakan akar dari orang Amarasi, sebab selama ini simbolnya kurang jelas, di mana pakaian adat Amarasi masih dibarengi dengan destar batik.

“Warna benderanya orang Amarasi masih kabur. Untuk memperjelas jati diri orang Amarasi maka tidak boleh ada kombinasi produk antara kain tenunan asli dan kain tenunan dari luar Amarasi. Jika kita pakai Destar asli yang terbuat dari tenunan Amarasi, maka ciri khas kemandirian kita sebagai orang Amarasi pasti selalu dinilai oleh orang lain. Filosofi Destar Amarasi sebagai makna kepemimpinan, mahkota, dan pengakuan sebagai pemimpin,” Jelas Jeckson.

Jika orang Amarasi ditanya kapan waktu yang tepat menggunakan Piru’ Amarasi, maka bisa dijelaskan bahwa piru dipakai saat acara resmi atau formal. Masyarakat menyambut dengan senang hati peluncuran Piru’ Amarasi ini yang ditandai adanya rencana tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya sehingga tepat pada HUT RI ke 74 ini diluncurkan “Tasaeba Piru”.

Ada juga beberapa terobosan yang sudah diluncurkan Camat Amarasi Selatan tahun-tahun sebelumnya, yaitu peluncuran “Buku Amarasi Bicara” yang sudah tersebar di Amarasi Raya khususnya di sekolah-sekolah, masyarakat dan tokoh adat. Ini sebagai pesan bahwa masyarakat harus menjadi budaya yang pro globalisasi, di mana selama ini selalu boros untuk hal-hal yang tidak berguna, hanya untuk kesenangan sesaat. Mengapa kita tidak boros untuk pendidikan anak, dan gizi anak sehingga dapat melahirkan generasi yang cerdas? Jika tidak dipacu demikian, maka generasi mendatang akan hidup dengan pola pikirnya sendiri.

“Selain itu juga ada pengendalian anggaran pesta nikah, menurut saya, kita belum layak untuk membuat pesta yang mewah dan menelan banyak anggaran, karena itu wibawa kita sebagai orang Amarasi tidak ada. Alangkah lebih baiknya kita arahkan, budaya kumpul keluarga untuk pendidikan anak. Apabila anak itu menjadi seorang sarjana maka di umur 40 hingga 70 tahun ilmunya  masih bisa dipakai daripada menghabiskan puluhan juta hanya untuk kepentingan semalam yang tidak punya arti apa-apa,”jelasnya.

Kegiatan HUT RI di Kecamatan Amarasi Selatan sendiri berlangsung selama lima hari, terhitung tanggal 13 sampai 17 Agustus 2019 yang difokuskan di lapangan sepakbola Kelurahan Buraen.

Panatauan media ini, semua agenda kegiatan berlangsung cukup meriah ditandai dengan beberapa pertandingan dan perlombaan, seperti sepakbola, bola volly, pidato antar pelajar, tarik tambang, cerdas cermat antar sekolah. Sedangkan dari pemerintahan dan masyarakat ada pameran tenunan asli (Makrira Tais) dari PKK antar desa. Di mana terdapat tiga desa dan dua kelurahan di wilayah Kecamatan Amarasi Selatan yang terlibat dalam agenda ini, yaitu desa Sahraen, Retraen, Nekmese, Kelurahan Sonraen dan Buraen.

“Hal yang membuat saya kagum dalam perayaan tahun ini karena ada banyak orang yang mengeluarkan air mata dalam menyaksikan salah satu ritual yakni persembahan drama kolosal dari masyarakat desa Nekmese. Banyak orang menangis karena terharu akan suasana ini. Mereka membayangkan suasana perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah tidaklah mudah,”ungkap Jeckson.

Drama kolosal ini adalah inisiatif dan swadaya masyarakat desa Nekmese yang menceriterakan tentang perjuangan para pahlawan pada masa lampau. “Saya melihat, ini hal yang baru dalam perayaan HUT Proklamasi di Amarasi khususnya Amarasi Selatan. Semoga tahun depan masih ada terobosan baru baik dari pemerintah maupun masyarakat,”pungkasnya.

Laporan: MB

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *