Tergerus Air Hujan, Tembok Penahan Jembatan Noebunu Kembali Ambruk

Kondisi jembatan Noebunu
Kondisi jembatan Noebunu

Soe-InfoNTT.com,- Tembok penahan pada jembatan Neobunu di Amanuban Timur (Kabupaten TTS) kembali roboh pada bagian sehingga membuat masyarakat sekitar cemas dan banyak pengendara kenderaan baik itu roda empat dan dua yang kesulitan ketika menyebrang. Hal ini diakibatkan hujan deras yang terjadi pada Sabtu (19/01/2019).

Jen Nabunome, Kepala Desa Oeekam yang berhasil diwawancarai oleh media mengatakan jembatan Neobunu hampir putus akibat dihajar banjir yang cukup besar. Kejadian ini baru diketahuinya dari informasi yang diposting oleh masyarakat di media sosial.

Bacaan Lainnya

“Dari arah barat ujung jembatan itu sudah tidak bisa dilewati oleh kendaraan lagi karena putusnya jembatan. Tadi pagi dari pihak BNPBD Kabupaten TTS mau pergi ambil kayu di desa Bila, karena kita ada beberapa desa yang swadaya kayu untuk jembatan, yaitu desa Oeekam, desa Oelet dan desa Bila,” jelasnya.

Menurut kades, salah satu faktor yang mengakibatkan robohnya penahan ini dikarenakan hujan deras setiap hari dan banjir yang tidak pernah berhenti. Apalagi hujan derasnya cukup lama maka air juga akan meluap ke pemukiman warga.

Dirinya juga menambahakan, dari kejadian ini, ada juga kunjungan kerja monitor mengenai infrastruktur jalan dari Ketua Komisi V DPR RI, Farry Francis bersama dengan kementerian desa tertinggal dan PUPR. Masyarakat pun sempat berdiskusi bersama politisi Gerindra tersebut mengenai jembatan Noebunu ini, namun Farry menjawab jika status jembatan harus dikerjakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).

“Harapan saya kalau bisa jangan tanggap darurat lagi oleh pemerintah, karena jembatan Neobunu ini sudah putus total, dan semoga jembatan ini bisa diperhatikan oleh pemerintah pusat. Karena jembatan ini adalah salah satu akses penghubung jalan di Kecamatan Amanuban Timur , dan seharusnya dibangun dengan permanen, agar aktifitas masyarakat sekitar tidak terganggu ataupun terhambat,” jelasnya.

Laporan: Louis Bani dan Jimi Kapitan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *