Sepotong Catatan Untuk Para Pejuang Merah
Oleh: Niko Toka
Bang…
Jika Hidup adalah sebuah Perjuangan….
Maka hanya ada satu kata “Lawan”!!!.
Karna diam adalah Penghianatan……!
Ketika genderang perang telah ditabuhkan….
Majulah dengan tegar…!
Melangkahlah dengan kepala tegak…!
Jangan pernah ragu apalagi mundur…
(ake soot, ake kedoko)….
Lewotana telah buka jalan………………….
Lalu sajak ini terurai dengan apa adanya.
Pada satu jalan sunyi kerinduan….
Ketika Cinta tak butuh Nalar…
Egoku sedikit terbentur, hingga memar.
Dan Rindu adalah deretan waktu yang pudar.
Sialnya,
Aku hidup di sebuah negri sedang terbakar.
Terbakar Nurani Bangsa hingga hangus.
Ruang seni dan dinding-dinding perjuangan,
sesak penuh debu kemarau masa lalu.
Anganku menapaki setiap jejak-jejak luka,
bau nanah. Bertubuh dekil. Tak lagi indah.
Seolah sejarah adalah kesia-siaan belaka.
Harapan untuk tumbuhnya masa depan…
Laksana ilusi akan sebuah angan yang kosong.
Tembok-tembok tua dengan gembok kelaliman.
Hingga puisiku tak mampu menembusi sunyi.
Perih jiwa akan kepulan asap kebohongan.
Sumpek bertumpuk sampah kepalsuan.
Hingga rakyatpun takut menyulam mimpi.
Apalagi anak desa bercita-cita tinggi di negri ini.
Bagaikan melukis sunyi di bibir pantai.
Penguasa sibuk dengan materi dan daging.
Kaum Agamis bertingkah jijik dengan
menjual murah ayat-ayat suci.
Negara dijajah gelombang pasang
ribuan rupa para cendekiawan yang labil.
Jutaan anak muda betingkah angkuh dan genit.
Kaum akademisi dan para ahli sibuk narsis.
Nilai dan Falsafah hidup diterjang kemunafikan,
Dinista dengan segala napsu dan ambisi yang sesat.
Lalu mau kemana arah mata angin harapan?
Ah…entahlah…….
Mungkin sudah saatnya…
Rakyat mengambil posisi dan jalannya sendiri……!
Memperjuangakan haknya,
Menggariskan sendiri jalan perjuangannya.
Sekian dariku,
seorang yang kesepian….
terkapar dilanda sunyi..,