Sapi Simental Asal Desa Tunbaun Bertarung di Kontes Tingkat Kabupaten Kupang

Moses Obehetan foto bersama sapi simental miliknya

Reknamo-InfoNTT.com,- Simmental (juga termasuk Bos Taurus), berasal dari daerah Simme di negara Switzerland (Swiss), namun sekarang berkembang lebih cepat di Indonesia, khususnya Kabupaten Kupang, NTT. Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging.

Pada tahun 1990, bulu sapi Simental berwarna kuning, merah dan putih. Pada dewasa ini kebanyakan berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam mempunyai harga yang lebih baik.

Menurut Toni Moses Obehetan, salah satu pemilik Sapi Simental asal Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat yang ditemui media ini, Senin (24/6/2019) di lokasi Kontes Sapi Tingkat Kabupaten Kupang (Desa Reknamo) mengatakan bahwa Sapi Simental adalah jenis sapi jinak dan mudah untuk dikelola, dan dikenal.

Pria yang akrab disapa Moses ini menjelaskan bahwa sapi simmental atau orang sering menyebutnya dengan sapi metal adalah sapi super dalam hal pertumbuhan dan pertambahan berat badan. Peternak lokal sering menghargai sangat tinggi untuk pedet sapi metal ini karena berbagai kelebihan sapi ini.

“Jarang yang tahu bahwa selain sebagai penghasil daging yang potensial alias sapi pedaging, sapi simmental ini juga merupakan sapi penghasil susu. Jadi sapi metal atau simmental ini adalah sapi dwiguna yaitu sapi pedaging dan juga sapi perah atau sapi susu. Hanya saja di masyarakat kita sapi metal ini lebih populer untuk penggemukan sebagai sapi penghasil daging atau sapi potong,”ujarnya.

Ditambahkannya, sapi simental jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

“Saya sudah bersama sapi ini ikut kontes dua kali. Tahun lalu dapat juara harapan tiga, dan tahun ini ikut lagi di kelas penggemukan. Semoga tahun depan bisa main di kelas super,”ungkap Moses.

Dirinya mengaku, sapi miliknya ini sudah pernah ditawari dengan harga 40 juta, namun belum enggan menjual karena masih ingin menghadirkan sapi ini di kontes, dengan harapan masih ada peluang prestasi yang akan diberikan sapi ini.

Laporan: Chris Bani

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *